Pencarian

10 Kali Lipat Lebih Mahal Dibanding India, Benarkah Harga PCR Indonesia Tertinggi di Dunia? Simak Ulasan Berikut


Ilustrasi pengambilan sampel tes usap. Foto - Istimewa/net

MEDIAKITA.CO.ID – Sejak awal pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mendera Tanah Air, harga tarif tes polymerase chain reaction (PCR) terus menjadi polemik ditengah masyarakat. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah berinisiatif menetapkan tarif batas tertinggi untuk uji PCR sebesar Rp900 ribu.

Namun, rupanya bagi kebanyakan orang harga yang hampir menyentuh satu juta untuk sekali pengambilan sampel tersebut dirasa masih sangat mahal. Teranyar, reaksi datang dari pengacara kenamaan asal Indonesia, Dr. Hotman Paris Hutapea, S.H., LL.M., M.Hum.

Secara blak-blakan, pria yang terkenal hidup bergelimang harta itu menyebut bahwa tarif uji PCR di Nusantara lebih mahal sepuluh kali ketimbang India. Hotman bahkan menuliskan sindiran pedas terkait ketimpangan harga PCR ini lewat akun Instagram pribadinya, @hotmanparisofficial.

"Mari berdoa: Oh Tuhan kapan harga PCR di buat murah ! Oh Tuhan: Rumah Sakit & Klinik makin kaya dari test Pcr! Setiap travel harus Pcr! Betapa kayanya Rumah sakit dan klinik! Amin," tulis Hotman dikutip dari unggahan, Jumat (13/8/21).

Postingan Hotman itu sontak mendapat tanggapan dari ratusan warganet. Melalui kolom komentar pada unggahan itu, mereka juga menyuarakan kritik serupa.

“Rakyat di sana diperlakukan sbg rakyat... bukan sbg 'peluang pasar'..,” tulis @susirian1602.

“Harga mahal..bantuan dinkorup...pejabat jualan obat..ppkb TKA masuk...tapi di bilang konspirasi gak mau.....lalu apa ini namanya?,” komentar @indra_tiga.

"Thankyou for speaking up tulang..," kata @margarethsiagian.

Bak setali tiga uang, kritik yang dilontarkan oleh Hotman Paris tersebut ternyata juga sempat dilakukan oleh Asosiasi Massa Buruh.

Wakil Sekjen DPP Konfererasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Arnod Sihite menyebut pihaknya telah menerima banyak sekali keluhan soal mahalnya biaya tes PCR.

Padahal, kata dia, biaya PCR murah bisa membantu masyarakat dan dinilai penting untuk meningkatkan serta mempercepat proses testing.

"Coba bayangkan saja bagaimana baik pekerja atau pengusaha tentu sangat dirugikan jika ada kasus Covid-19 di tempat kerja lalu dengan biaya sendiri atau perusahaan untuk lakukan PCR," ujar Arnod, dalam keterangan resminya, Rabu (11/8/21) lalu.

Padahal, lanjutnya, biaya tes PCR di India hanya 500 Rupee atau sekitar Rp97.079 dan 700 Rupee atau Rp135.912 untuk pengambilan uji sampel langsung di tempat tinggal orang bersangkutan. Sedangkan, biaya antigen sebesar 300 Rupee atau Rp 58.243.

"Di India bisa murah kenapa di kita sangat mahal ya. Kami dorong Satgas untuk menindaklanjuti ini karena sangat penting dan tentu saja membantu di tengah situasi seperti sekarang ini," lanjutnya.

Arnod berharap pemerintah segera menurunkan biaya PCR hingga setara dengan di India agar proses 3T bisa dilakukan secara masif sehingga laju penyebaran virus corona mampu ditekan.

"Makanya 3T di India bisa berjalan masif karena biayanya murah sehingga infeksi Covid-19 bisa di deteksi secara dini dan perawatan di RS untuk pasien dengan kondisi berat bisa diturunkan jumlahnya," katanya.

Lantas, benarkah harga uji PCR di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara-negara lain di dunia?

Simak rangkuman singkat dari berbagai sumber soal rentang harga atau tarif uji PCR di berbagai belahan dunia, sebagai berikut:

1. Dubai
Otoritas Kesehatan Dubai (DHA) mengumumkan bahwa mereka telah menurunkan harga tes usap hidung Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk Covid-19 menjadi AED150 atau sekitar Rp607.335.  Otoritas Kesehatan Dubai menegaskan rumah sakit swasta tidak diperbolehkan mengenakan biaya lebih dari AED250.

2. Prancis
Prancis membanderol harga tes swab PCR nya dengan harga yang terbilang terjangkau. GeneStore France memasarkan tes dengan harga terjangkau €9,9 atau Rp147.484. Seperti dalam laman Medical Device, CEO global GeneStore Anubhav Anusha menyebut real time PCR ini memungkinkan laboratorium beralih dari RNA yang dimurnikan ke hasil dalam waktu satu jam.

“Sejalan dengan misi global kami untuk memerangi penyakit menular dengan memungkinkan pengujian yang terjangkau, GeneStore mengomersialkan kit uji dengan harga yang sangat terjangkau €9,9 dan dapat memproduksi satu juta kit uji per bulan di fasilitas manufakturnya yang berbasis di Prancis,” kata Anubhav Anusha dikutip dari situs Medical Device.

3. Filipina
Sementara itu, di Filipina tes PCR berkisar dari P4.000 (Rp1,2 juta) hingga P12.000 (Rp3,6 juta). Departemen Kesehatan (DOH) merekomendasikan penerbitan Perintah Eksekutif (EO) untuk mengamanatkan batas harga tes swab Covid-19 untuk rumah sakit swasta, fasilitas kesehatan, dan lembaga swasta lainnya.

4. Amerika Serikat
Harga tes swab PCR di Amerika Serikat harganya terbilang masih tinggi. Dilansir dari The Wall Street Journal, biaya tes PCR berkisar dari sekitar US$60 (Rp891.564) hingga US$300 (Rp4,4 juta). Besar tarif yang dibayarkan bergantung pada banyak faktor yang menyebabkan angkanya bervariasi. Tes PCR yang dilakukan di laboratorium dipandang sebagai standar untuk tes diagnostik, karena dinilai sangat akurat.

5. Inggris
Rata-rata biaya tes PCR mencapai 75 Poundsterling per orang, atau sekitar Rp1.488.424. Tetapi harga tes ini tidak selalu sama di setiap laboratorium atau klinik Inggris.

6. Malaysia
Pemerintah setempat menetapkan harga tertinggi tes swab PCR sebesar 150 Ringgit, atau sekitar Rp509.012 di Semenanjung Malaysia.

7. Singapura
Menurut situs resmi SafeTravel Singapura, harga tes di sejumlah lokasi seperti di Bandara Changi, Tanah Merah, dan Woodlands, biayanya mencapai 160 SGD atau setara dengan Rp1.693.578.

8. Thailand
Tarif tes swab PCR di Thailand tergolong cukup tinggi. Dikutip dari sejumlah situs klinik dan rumah sakit di Kota Bangkok, biaya berkisar antara 3.000 sampai 6.500 Baht, atau setara dengan Rp1.298.355 sampai Rp 2.813.104.

Berdasarkan rangkuman data di atas, dapat dilihat bahwa Indonesia bukanlah satu-satunya negara dengan tarif tes swab PCR yang tergolong tinggi. Namun, masih terdapat beberapa negara lain yang mematok harga dua hingga tiga kali lipat dibandingkan tarif tes PCR di Indonesia. (tim)