Pencarian

Disdik Banjarbaru Keluhkan Minimnya Vaksin Bagi Tenaga Pendidik

Proses pembelajaran tatap muka di salah satu sekolah di Kalimantan Selatan. Foto - Istimewa

MEDIAKITA.CO.ID – Hingga April 2021, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru masih menerapkan metode pembelajaran dalam jaringan (daring) bagi para siswa. Vaksinasi untuk tenaga pendidik yang belum rampung disebut-sebut menjadi masalah utama terhambatnya pembelajaran tatap muka (PTM).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Muhammad Aswan mengatakan, sejauh ini guru dan tenaga pendidikan yang telah divaksinasi jumlahnya belum mencapai target. Di mana pada tahap pertama baru ada sekitar 80 kepala sekolah yang disuntik vaksin Covid-19.

“Masalahnya kuota kita untuk guru dan tenaga kependidikan termasuk tata usaha itu terbatas. Kita pada gelombang pertama hanya 80 dikasih dan kemarin ada tambahan, namun hanya beberapa saja,” ujar Muhammad Aswan kepada Jurnalis Mediakita.co.id melalui sambungan seluler baru-baru tadi.

Aswan mengaku, pihaknya telah mendesak Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru untuk mengutamakan vaksinasi bagi sekolah percontohan atau piloting terlebih dahulu yang sudah siap dari sisi protokol kesehatan.

“Bagaimana mau memberlakukan? Gurunya saja masih banyak belum divaksin. Makanya, kami minta Dinkes untuk menyuntik vaksin pada guru yang memang piloting saja sehingga bisa menerapkan PTM,” cetusnya.

Di sisi lain, ujarnya, apabila pembelajaran tatap muka mulai diterapkan dan dalam perjalanannya ditemukan penularan virus corona di lingkungan sekolah, maka Disdik Banjarbaru dengan segera menghentikan metode PTM pada sekolah bersangkutan.

Maka dari itu, vaksinasi menjadi fokus utama dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi sekaligus meredam kekhawatiran orang tua atau wali murid ketika PTM mulai dilakukan.

“Perlu meyakinkan orang tua murid bahwa para guru telah divaksin. Meskipun, sebenarnya mereka punya pilihan bagi buah hati untuk tetap mengikuti secara daring atau tatap muka,” tegas Aswan.

Hingga saat ini, Disdik Banjarbaru terus melakukan berbagai persiapan jelang diterapkannya pembelajaran tatap muka (PTM). Secara persentase, kesiapan untuk tingkat sekolah dasar (SD) telah menyentuh angka 75%. Sedangkan, sekolah menengah pertama (SMP) mencapai hampir 80%.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim meminta seluruh satuan pendidikan yang guru dan tenaga pendidiknya sudah divaksinasi, untuk segera memenuhi daftar periksa dan menawarkan opsi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Instruksi tersebut didasari Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 yang mulai berlaku sejak diumumkan, pada Selasa (30/3/21) lalu.

“SKB ini sudah berlaku. Tidak perlu menunggu Juli 2021 untuk melakukan PTM terbatas,” beber Nadiem Makarim dalam keterangannya dikutip dari laman kemdikbud.go.id.

Dia juga menyampaikan bahwa satuan pendidikan tetap diperbolehkan melakukan PTM terbatas, meskipun pendidik dan tenaga kependidikannya belum divaksinasi.

“Selama mengikuti protokol kesehatan dan sesuai izin pemerintah daerah,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, pada SKB tersebut ditentukan terkait kondisi kelas untuk dua bulan pertama bagi SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs, SD, MI dan program kesetaraan untuk menjaga jarak 1,5 meter dan per kelas diisi maksimal 18 orang peserta didik.

Kemudian, untuk SDLB, SMPLB, MTsLB, SMLB, dan MALB agar menjaga jarak minimal 1,5 meter dan per kelasnya diisi maksimal 5 orang peserta didik. Sedangkan untuk jenjang PAUD, diatur jaga jarak minimal 1,5 meter maksimal dengan batas lima peserta didik pada setiap kelasnya. (hns)