Pencarian

Dokter Asal AS Sebut Tes Covid-19 Tak Perlu Dilakukan Secara Berulang


Dokter asal University of Maryland, Amerika Serikat, Dr Faheem Younus sebut tes Covid-19 tak perlu dilakukan berulang, dan pasien harus mengakhiri masa isolasi terhitung 10 hari sejak mendapatkan gejala. Foto - Twitter @FaheemYounus

MEDIAKITA.CO.ID – Lonjakan angka kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, rupanya menarik perhatian salah seorang dokter asal University of Maryland, Amerika Serikat yakni Dr Faheem Younus.

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @FaheemYounus, Dia kerap kali menuliskan informasi tentang permasalahan Covid-19. Bahkan, saking ingin menarik perhatian warga net Nusantara ia rela menuliskan postingan dalam Bahasa Indonesia.

Pada unggahan terbaru, Dr Faheem Younus menyatakan kini Bumi Pertiwi dalam mode krisis. Sebab itu, Dia menegaskan kepada seluruh masyarakat Tanah Air agar tidak perlu panik di tengah situasi yang terjadi.

“Indonesia sekarang dalam "mode krisis". Harap hindari "mode panik." Tetap tenang dan dengarkan para ahli. Anda dapat meratakan gelombang ini dalam 3-6 minggu,” tulisnya dilansir Mediakita.co.id dalam postingan akun Twitter @FaheemYounus.

Ia juga menyarankan pemerintah agar lebih menggalakkan edukasi tentang Covid-19 serta menegur pihak yang mempunyai pengaruh yang menyebarkan informasi bohong.

“Pemerintah harus menggalakkan edukasi tentang COVID. Kebohongan masih berkeliaran sementara kebenaran masih bersiap-siap keluar. Jangan hanya membela diri. Tegurlah nama2 besar penyebar disinformasi.  Ambil alih kendali!” pintanya.

Lebih jauh, Dr Faheem Younus membeberkan bahwa pasien yang terinfeksi Covid-19 dapat pulih dalam kurun waktu dua pekan meski hanya menjalani isolasi mandiri di tempat tinggal masing-masing. Namun, dengan catatan ruang tidur dan kamar mandi harus dipisah serta proses isolasi harus dilakukan pengawasan ketat.

Selama proses pemulihan, lanjutnya, pasien tak perlu mendapatkan obat-obatan antibiotik seperti ivermectin, seng atau streoid.

“Jika oksimetri nadi >92%, Anda dapat pulih dari COVID di rumah dalam waktu 2 minggu. Gunakan tab parasetamol untuk demam, Oxymetazoline 0.05% spray untuk hidung tersumbat. Banyak istirahat dan tidur,” lanjutnya.

Selain itu, masyarakat Indonesia juga diminta untuk tidak berburu obat-obatan yang harga jualnya tinggi seperti Remdesivir, Tocilizumab atau Plasma. Sebab, menurutnya obat mahal belum tentu mampu menyelamatkan nyawa.

Di samping tidak merekomendasikan Ivermectin sebagai obat Covid-19, Dr Faheem Younus lebih menyarankan pasien agar menggunakan Deksametason dan antikoagulan karena dinilai bekerja paling baik.

“Jangan mengobati sendiri. Hanya untuk pasien rawat inap yang membutuhkan oksigen,” terangnya.

Kemudian, pasien diminta segera mengakhiri isolasi mandiri terhitung 10 hari sejak mendapatkan gejala. Tak hanya itu, dirinya juga menganjurkan netizen Indonesia untuk tidak mengulangi tes Covid-19.

“Akhiri isolasi setelah 10 hari onset gejala. Jangan ulangi tes Covid karena dapat bertahan positif selama berminggu-minggu tetapi pasien tidak menular lebih dari 10 hari,” ujarnya masih melalui cuitan di akun Twitter pribadi @FaheemYounus.

Sekadar informasi, berdasarkan informasi data diri pada akun Twitternya, Dr Faheem Younus diketahui merupakan seorang pakar penyakit menular dari University of Maryland Upper Chesapeake Health, Amerika Serikat.

Ia juga memegang beberapa posisi yakni Vice President, Chief Quality Officer, Chief Division of Infection Disease, dan Clinical Associate Professor.

Sementara itu, dikutip dari laman resmi www.umms.org, Dr Faheem telah memiliki sederet sepak terjang. Ia adalah dokter pemenang penghargaan dan eksekutif dokter bersertifikat (CPE) yang memimpin program kualitas dan keamanan pasien di Universitas Maryland Upper Chesapeake Health.

Tak sampai disitu, Dr Faheem juga tergabung dalam Organisasi Penyakit Menular Amerika. Ia juga selama ini selalu aktif menulis di sejumlah media internasional seputar kesehatan, seperti Washington Post dan The Huffington Post. (tim)