Pencarian

Gejala Varian Omicron Diklaim Lebih Ringan dari Delta


Ilustrasi. Varian Omicron (B.1.1.529) yang terdeteksi pertama kali di Afrika Selatan. Foto - Shutterstock / natatravel

MEDIAKITA.CO.ID – Varian baru Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) atau B.1.1.529 disebut memiliki gejala yang sangat ringan dibandingkan beberapa varian sebelumnya, termasuk varian Delta.

Menurut salah seorang dokter yang bermarkas di Afrika Selatan, pasien yang terinfeksi varian Omricon dapat menjalani perawatan hanya dengan beristirahat di rumah.

dr Angelique Coetzee menceritakan, Omricon pertama kali terdeteksi saat tujuh pasien datang ke klinik miliknya. Namun, saat menjalani screening, salah seorang pasien didapati terkena gejala Covid-19 yang berbeda dengan varian lainnya.

Sang pasien mengeluhkan kelelahan ditambah nyeri pada bagian tubuh, serta sakit kepala. Kondisi itu dirasakannya selama dua hari terakhir.

"Gejala itu sangat mirip infeksi virus umum. Dan karena kami belum melihat pasien Covid-19 selama 8-10 minggu terakhir, kami memutuskan untuk melakukan tes," kata praktisi yang juga Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan ini dikutip dari laman Reuters, Senin (29/11/21).

Kemudian, saat hasil tes keluar, menunjukkan bahwa pasien bersangkutan beserta keluarga telah terinfeksi virus corona. Pada hari yang sama, jumlah pasien yang mengeluhkan gejala serupa juga kian bertambah banyak.

Di sana, Coetzee mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang baru dari Covid-19. Pun sejak saat itu, setiap hari minimal ada 2 hingga 3 orang pasien dengan gejala yang sama dengan hasil tes Covid-19 dinyatakan positif.

"Kami melihat banyak pasien Covid-19 yang terpapar varian Delta selama gelombang ketiga. Dan ini tidak sesuai dengan gambaran klinis (dari varian Delta)," katanya, seraya menambahkan bahwa dia memberi tahu NICD pada hari yang sama dengan hasil klinisnya.

Coetzee menambahkan, tak satu pun dari pasiennya melaporkan anosmia atau kehilangan indra penciuman maupun perasa. Gejala sesak nafas dengan diikuti penurunan oksigen juga tidak ditemukan. Hingga kini, sebutnya, varian Omicron ‘menyerang’ penduduk yang berusia 40 tahun atau lebih muda.

"Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan parah selama satu atau dua hari. Kemudian ditambah sakit kepala dan tubuh pegal-pegal,” tutur wanita yang juga menjabat di Komite Penasihat Menteri untuk Vaksin.

Kemunculan varian Omicron diumumkan pertama kali oleh Institut Nasional Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan pada 25 November 2021 lalu. Varian itu ditemukan berdasarkan sampel yang diambil dari laboratorium setempat selama rentang waktu 14 hingga 16 November 2021.

Kabar varian baru yang muncul di Afrika Selatan sontak memicu reaksi dari berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Sejumlah negara itu segera melakukan pembatasan bagi pelaku perjalanan dari beberapa negara di bagian selatan benua Afrika. Kebijakan itu pun diprotes keras oleh Presiden Afrika, Cyril Ramaphosa. (tim)