Pencarian

Puluhan Sekolah di Kabupaten Banjar Direhab, Fokus Terbesar di Wilayah Rawa

SDN Bincau 1, salah satu sekolah yang mendapatkan tehabilitasi dari Pemkab Banjar

MEDIAKITA.CO.ID — Sebanyak 92 sekolah di Kabupaten Banjar menjadi sasaran rehabilitasi dan pembangunan pada 2025, dengan total anggaran sekitar Rp70 miliar yang bersumber dari APBD. Program ini mencakup 47 SD, 21 PAUD, dan 24 SMP yang tersebar di berbagai kecamatan.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Disdik Banjar, Mahriansyah, menyebut fokus terbesar berada di Kecamatan Aluh-Aluh yang termasuk zona bawah, yakni wilayah pesisir dan tanah rawa dengan kerentanan struktur bangunan yang tinggi.


Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Pendidikan Banjar, Mahriansyah

“Banyak bangunan berdiri sejak tahun 70–80-an dan sudah tidak sesuai standar. Di zona bawah, struktur bangunan harus disesuaikan dengan jenis tanah dan akses ke lokasi,” jelas Mahriansyah Rabu (23/7/2025).

Jenis konstruksi pun menyesuaikan kondisi wilayah. Untuk daerah bertanah keras, bangunan dapat dibangun secara permanen dengan beton. Namun di wilayah rawa, kebanyakan hanya memungkinkan dibangun secara semi permanen karena keterbatasan daya dukung tanah dan akses material.
Dari total 92 sekolah, sekitar separuhnya berada di zona bawah.

“Mungkin hanya sekitar 40 sekolah yang memungkinkan dibangun semi permanen. Sisanya tergantung hasil survei lapangan,” tambahnya. 

Mahriansyah menjelaskan, perencanaan pembangunan menggunakan kombinasi pendekatan usulan dari bawah (bottom-up) dan data teknis dari Dapodik serta hasil survei lapangan (top-down). 

Pembangunan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan ketersediaan anggaran dan sumber daya teknis. Meski demikian, usulan terus diajukan setiap tahun melalui Bappeda untuk menjangkau sekolah-sekolah lain yang juga membutuhkan perbaikan.

Salah satu sekolah yang tengah direhabilitasi adalah SDN 1 Bincau . Kepala SDN Bincau 1, Fadilah menyampaikan rasa syukur, karena bangunan sekolah yang sebelumnya rusak berat kini mulai diperbaiki secara total. 

“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah daerah yang merespons cepat. Kondisinya dulu sangat membahayakan,” katanya.

Selama proses pembangunan, kegiatan belajar mengajar dipindahkan sementara ke gedung madrasah di Binjai. “Pihak madrasah sangat terbuka dan bersedia menampung. Ruangannya cukup dan digunakan secara bergiliran,” jelas Fadilah. 

Ia menambahkan, masyarakat sangat antusias menyambut pembangunan ini karena dinilai memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi siswa.

“Desain bangunan baru juga bagus, dan setelah digeser ke tepi batas tanah, halaman sekolah kini jadi lebih luas dan ideal,” tutupnya. (rdn)