Pencarian

Menyulap Sampah Rumah Tangga di Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia


Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021, komunitas Eco-Enzyme Nusantara Kalsel luncurkan bank sampah organik. Foto - Istimewa

MEDIAKITA.CO.ID – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada Sabtu (5/6/21), salah satu komunitas pegiat lingkungan di Banua resmi meluncurkan bank sampah organik yang bernamakan Eco-Enzyme.

Bank itu didesain untuk menampung setiap sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, khususnya sampah organik seperti kulit buah dan sisa sayur-sayuran. Selanjutnya, limbah dapur tadi difermentasikan selama beberapa minggu hingga menghasilkan air berwarna coklat pekat dan aroma yang kuat.

Hasil fermentasi berupa cairan tersebut kemudian dapat dimanfaatkan untuk pembersih serba guna, pembasmi hama, menjernihkan air, memberikan nutrisi pada tanah, hingga membantu percepatan pemulihan lingkungan pasca dilanda musibah bencana banjir maupun tanah longsor.

“Biasanya, sampah dapur yang digunakan untuk eco-enzyme adalah kulit buah yang memiliki aroma segar, seperti kulit jeruk, jeruk nipis, lemon, serai, pandan, atau jahe,” ucap Leader Komunitas Eco-Enzyme Nusantara (EEN) Kalimantan Selatan, Muhammad Adi Ram usai kegiatan seremoni penyerahan hasil fermentasi eco-enzyme.

Inovasi eco-enzyme sendiri sukses ditelurkan setelah melewati penelitian panjang selama sekitar tiga dekade oleh pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, Dr. Rosukon Poompanvong. Berkat penemuan itu, Dia diganjar penghargaan dari Food and Agriculture Organization (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa.


Penyerahan simbolis cairan eco-enzyme oleh Leader Komunitas Eco-Enzyme Nusantara (EEN) Kalimantan Selatan kepada Leader Bank EEN Kalsel. Foto - Istimewa

Bak gayung bersambut, segudang manfaat dari eco-enzyme itu kemudian disebarluaskan oleh Director of the Centre for Naturopathy and Protection of Families in Penang, Dr. Joean Oon.

Adi Ram menjelaskan, berdasarkan komitmen dari sang penemu, pihaknya pun turut membebaskan biaya atau non-komersil terhadap seluruh hasil enzim yang diproduksi oleh komunitas Eco-Enzyme Nusantara Kalimantan Selatan dengan membagikannya secara gratis kepada masyarakat.

“Hal ini untuk membantu meringankan beban bumi dari gas metana yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik. Di mana gas metana dapat merangkap panas 21 kali lebih banyak ketimbang CO2 yang akan memperburuk pemanasan global,” tambahnya.

Co. Leader EEN Kalsel, Helna Mas’ada menyampaikan bahwa komunitas EEN Kalsel sudah berdiri sejak 2020 silam, dengan jumlah anggota yang tergabung mencapai sekitar 180 orang pada 13 kabupaten/kota.

Selama menjalankan berbagai kegiatan, pihaknya mendapatkan pendanaan dari sumbangan para anggota serta relawan pegiat lingkungan.

“Dengan kesadaran penuh dan memiliki visi yang sama untuk lingkungan hidup yang lebih baik lagi, Kami mengajak masyarakat untuk menggalakkan aktifitas bermanfaat ini sebagai upaya menyayangi alam, dan mengurangi sampah organik yang terbuang sia-sia,” ujarnya.

Sementara itu, Leader Bank Eco-Enzyme Nusantara Kalimantan Selatan, Poernomo mengatakan limbah dapur yang dihasilkan masing-masing rumah tangga akan disetorkan oleh relawan ke lokasi Bank Eco-Enzyme yang berada di di Jalan Gerilya Komplek Mahatama, Kelurahan Tanjung Pagar, Kota Banjarmasin.

Selain mengurangi volume sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS), kehadiran bank ini juga diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk hidup bersih serta mencintai lingkungan sekitar.

“Ketika masyarakat telah merasakan manfaatnya, maka nantinya masyarakat juga bisa membuat sendiri cairan enzyme (enzim, red) dari sampah organik rumah tangganya,” cetus Poernomo.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, turut dilakukan praktik pembuatan cairan eco-enzyme, pembagian sampel, serta penyemprotan cairan pada permukiman warga di sekitar lokasi Bank EEN Kalsel.

Sekedar informasi, peresmian Bank Eco-Enzyme juga dilaksanakan di sejumlah daerah lainnya di Nusantara, meliputi Pulau Bali dan Ibukota Jakarta. (hns)