Pencarian

Minggu Raya akan Dikembalikan ke Konsep Awal


Kawasan Minggu Raya Banjarbaru. Foto - Dok. Mediakita.co.id

MEDIAKITA.CO.ID - Dianggap sudah keluar dari konsep awal sebagai kawasan kuliner tradisional, Minggu Raya (MGR) akan dilakukan pemugaran oleh Pemerintah Kota Banjarbaru.

Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin mengatakan, pemugaran ini dilakukan untuk melestarikan warisan sejarah dan budaya yang ada di salah satu ikon kota berjuluk Idaman ini. 

"Minggu Raya sebagai elemen kunci dari warisan tersebut," ujar Wali Kota Aditya, Selasa (16/7/2024).

Aditya mengatakan bahwa dulunya, aneka kuliner tradisional banyak tersedia di kawasan Minggu Raya. Bahkan, kawasan ini menjadi titik kumpul bagi pengunjung dari berbagai daerah sembari menikmati kuliner yang dijajakan di sini. 

"Jadi mungkin kita akan kembalikan fungsinya untuk itu, dan ini tentunya kita berharap hal ini akan kembali menjadi daya tarik wisata,” lanjut Aditya.

Rencananya tambah Aditya, kawasan MGR yang telah dipugar nantinya akan diisi dengan beberapa UMKM dan dijadikan sebagai kawasan wisata kuliner malam. 

“Tentunya dengan dukungan semua pihak. Saat orang mencari nasi kuning tengah malam ada di Minggu Raya, yang tidak ada di daerah lain, itu yang sedang kita tata,” terang Aditya. 


Foto - Dok. Mediakita.co.id

Disisi lain, Aditya menambahkan bahwa Pemerintah Kota Banjarbaru juga berkomitmen untuk terus mengembangkan daerahnya. Karena menurutnya jika berbicara tentang Banjarbaru, maka tak lepas dari sejarah Minggu Raya itu sendiri. 

"Kami berkomitmen untuk membangun Kota Banjarbaru, yang pertama termasuk juga bisa menjaga, melestarikan ikon peninggalan sejarah yang ada di Kota Banjarbaru,” tuturnya.

Sementara itu, Presiden MGR Banjarbaru, Putra Qomaluddin Attar Nurriqli menyampaikan dukunganya atas rencana revitalisasi MGR oleh Pemko Banjarbaru.

“Kita lihat sekeliling di Minggu Raya sekarang, banyak yang sudah keluar dari konsep awalnya. Maka ini langkah baik untuk mengembalikan sejarah dulu Minggu Raya dulu,” katanya.

Sebab dulunya kata Qomal, MGR mempunyai pesona lain sebelum adanya kafe modern yang saat ini menjamur di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan ini. 

“Ya, suasana tradisional terasa saat masih adanya tempat rombong para pedagang yang menjual bermacam sajian makanan dan minuman tradisional,” pungkasnya (P.Silitonga)