Pencarian

Museum Wasaka ‘Tutup Pintu’, Pengunjung Heran


Voni bersama rekannya bersantai di teras Museum Wasaka. Foto - Hans

MEDIAKITA.CO.ID – Sejumlah pengunjung Museum Waja Sampai Ka Puting atau Wasaka dibuat heran dengan kebijakan masih ditutupnya salah satu situs sejarah tertua di Kalimantan Selatan tersebut.

Apalagi, menurut mereka penutupan terhadap Museum Wasaka tanpa diikuti dengan pemberitahuan secara resmi untuk masyarakat luas.

“Kita heran, kok tidak buka? Sayang banget. Padahal, mal atau pusat perbelanjaan saja sudah dibuka,” kata seorang pengunjung asal Pekauman, Voni saat ditemui jurnalis Mediakita.co.id di halaman Museum Wasaka, Sabtu (27/11/21).

Voni pun mengaku sedikit kecewa, sebab tak dapat menjajal atau menikmati secara langsung beragam koleksi yang dipampang di dalam Museum Wasaka. Padahal, dirinya sudah rela menempuh perjalanan hampir lebih dari 30 menit agar bisa berkunjung ke museum yang terletak di Gang H. Andir, Kampung Kenanga Ulu, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin ini.

Wanita berkepala empat itu pun meminta kepada pemerintah agar tidak ‘menganaktirikan’ situs sejarah Museum Wasaka. Mengingat, kini beberapa fasilitas publik maupun tempat wisata telah dibuka kembali secara bertahap meski pandemi Covid-19 belum usai.

“Kita minta tolong tempat yang menyimpan banyak cerita bersejarah ini segera dibuka kembali,” tutur perempuan dua anak ini.

Tak ingin sia-sia setelah lelah di perjalanan, Voni pun memilih untuk bersantai di teras bangunan yang sarat akan adat Suku Banjar itu. Sembari menghela nafas, sesekali dia juga mencermati beberapa informasi singkat yang disajikan melalui pamplet di dinding Museum Wasaka.

Voni bilang, sebagai penduduk asli Banjarmasin tak boleh sampai melupakan sejarah begitu saja. Karena itu, ia mendesak pemerintah agar memikirkan ‘jurus jitu’ untuk menggugah hati kaum milenial agar turut mencintai sejarah Banjar.

Pasalnya, era teknologi saat ini dianggap telah meracuni dan menutup mata generasi milenial terhadap histori perjuangan rakyat pada masa penjajahan.

“Nah, pemerintah harus pikirkan itu. Lakukan promosi masif, misalnya bisa lewat sosial media. Sehingga, anak-anak muda tahu bahwa Banjarmasin juga punya museum,” pinta puan yang gemar dengan ilmu sejarah ini.


Voni bersama seorang rekannya mengamati informasi yang disajikan melalui sebuah pamflet di bagian depan Museum Wasaka. Foto - Hans

Terpisah, saat dikonfirmasi Pemandu Museum Wasaka, Rahmat Ramadhan menyatakan bahwa penutupan dilakukan sejak awal pandemi Covid-19 mendera pada Maret tahun lalu. Pihaknya pun belum dapat memastikan terkait jadwal pembukaan kembali museum perjuangan rakyat Kalimantan Selatan itu.

“Kita sudah tutup dari Maret tahun lalu, karena Covid-19,” ucapnya singkat saat dihubungi melalui sambungan seluler.

Rahmat pun berharap, masyarakat Banjarmasin maupun pelancong dari luar daerah dapat memahami kebijakan tersebut. Serta, bisa sedikit bersabar untuk menanti informasi terbaru ihwal pembukaan Museum Wasaka.

“Semoga masyarakat dapat memahaminya. Jika dibuka kembali, kita pasti akan memberi pemberitahuan terutama melalui media sosial,” tuntasnya. (hns)