Pencarian

Pasukan Taliban Klaim Kemerdekaan, AS Pontang-Panting Evakuasi Warganya


Detik-detik kekacauan di Bandara Internasional, Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan pasca pasukan Taliban menduduki istana kepresidenan. Foto - Tangkapan layar video Independent.co.uk

MEDIAKITA.CO.ID - Sudut-sudut jalan di Kota Kabul, Afghanistan mendadak sepi pasca pasukan Taliban berhasil mengambil alih kawasan ibu kota tersebut, pada Minggu (15/8/21) kemarin.

Sebaliknya, situasi kacau nan penuh kepanikan terjadi di bandara internasional. Sebab, warga Afghanistan yang putus asa saling merengsek masuk ke dalam pesawat untuk meninggalkan negara tersebut.

Juru Bicara Kantor Politik Taliban, Mohammad Naeem mengklaim perang yang terjadi antara kelompok mereka dan pemerintah Afghanistan telah berakhir.

"Alhamdulillah, perang di negara ini sudah berakhir,” katanya dilansir Mediakita.co.id dari Al Jazeera, Senin (16/8/21) malam.

Naeem menambahkan, kini pihaknya telah mendapatkan sesuatu yang diidamkan sejak lama yakni kebebasan serta kemerdekaan rakyat Taliban di tanah sendiri.

"Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapa pun, dan kami tidak ingin merugikan orang lain," tegasnya.

Sementara disisi lain, ditengah gempuran yang sempat terjadi, sang presiden, Ashraf Ghani malah memutuskan pergi melarikan diri dari Kabul untuk menuju ke Tajikistan. 

"Ghani, istrinya, dan kepala kantor keamanan nasionalnya meninggalkan negara itu dan tiba di Tashkent," dikutip dari laporan Al Jazeera.

Tak hanya itu,  Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya juga tak mampu berbuat banyak dan sibuk berebut untuk mengevakuasi diplomat serta warga negara mereka.

Pemerintah Amerika Serikat mengakui bahwa mereka salah perhitungan sehingga Taliban dapat dengan cepat merebut Kabul dan menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan.

"Faktanya adalah kita melihat bahwa pasukan (pemerintah Afghanistan) itu tak mampu membela negara. Dan itu terjadi lebih cepat dari yang kami perkirakan," ujar Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dilansir Mediakita.co.id dari CNN.

Sebelumnya, Presiden AS, Joe Biden serta pejabat senior di pemerintahannya memprediksi Taliban perlu lebih banyak waktu untuk bisa menguasai Afghanistan.

Namun ternyata, hanya dalam waktu 10 hari setelah Taliban menaklukkan kota strategis Afghanistan, mereka kemudian sukses menduduki Ibu Kota Kabul.

Terhitung sejak penarikan pasukan pada Mei lalu, kelompok itu hanya butuh waktu dua bulan untuk mengambil alih Afghanistan. 

Kini, Amerika Serikat hanya bisa berjuang menjaga keamanan warganya  dengan mengerahkan total 6.000 tentara untuk mengamankan proses evakuasi dari Afghanistan. (tim)