Pencarian

Pelaku Pembunuhan Brutal di Mataraman Diamankan, Begini Kronologis Kasusnya


Adul, pelaku penyerangan brutal hingga mengakibatkan Sukarman meregang nyawa akhirnya diamankan polisi. Foto - Istimewa

MEDIAKITA.CO.ID – Pelaku pembunuhan secara brutal di Desa Jeranih, Mataraman, Kabupaten Banjar akhirnya berhasil diamankan. Didampingi saudaranya, pelaku menyerahkan diri ke Markas Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Banjar, Kamis (14/10/21) sekitar pukul 18.00 WITA.

Sebelum melunak, pelaku Adul sempat menjadi buron polisi lantaran kabur di sekitar hutan atau kebun karet yang berada tepat di belakang tempat tinggalnya. Beruntung, pihak keluarga bersedia membantu serta membujuk agar Adul segera menyerahkan diri.

“Pelaku ditangkap tim gabungan resmob Polres Banjar dan Banjarbaru,” ujar Kapolres Banjar, AKBP Doni Hadi Santoso didampingi Kasi Humas, Iptu Suwarji saat memberi keterangan di hadapan sejumlah awak media, Jumat (15/10/21).

Dari hasil pemeriksaan sementara, aksi bengis dilakukan pelaku lantaran sakit hati saat mendengar percakapan antara korban, yakni Arbain dengan istrinya bahwa akan menindih kuburan atau alkah milik ayahnya.

“Pelaku merasa sakit hati setelah mendengar percakapan itu,” lanjutnya.

Sebelumnya, insiden berdarah pecah di Desa Jeranih, Mataraman, Rabu (13/10/21) kemarin. Tiga warga menjadi korban dari serangan brutal yang terjadi saat menjelang salat Isya tersebut. Bahkan, satu korban diantaranya Sukarman (66) harus meregang nyawa dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha.

Sedangkan, H Arbain (67) serta sang cucu yang berusia sekitar 16 tahun mengalami luka parah. Keduanya diketahui menjalani perawatan intensif di rumah sakit berbeda.

“Setahu saya Pakde itu juga tidak ada masalah apa-apa dengan dia,” kata keponakan Sukarman, Dayan Dwi.

Sukarman sebelumnya sempat mencoba melerai perkelahian antara pelaku dengan H Arbain. Namun, ia justru terkena tebasan hingga tewas.

Sebelum tewas, Sukarman diketahui baru selesai menunaikan ibadah salat Magrib. Setelah makan, Sukarman juga sempat meminjam uang Rp25 ribu kepada dirinya.

“Pakde kemudian keluar untuk bersantai di teras rumah, saya rebahan di dalam,” tuturnya.

Tak berselang lama, Dayan kemudian mendengar suara rintihan dari arah rumah tetangga yaitu Arbain. Sontak, ia pun segera keluar guna memeriksa kondisi sekitar. Betapa terkejutnya, ia mendapati sang paman yang sudah bersimbah darah. Dayan pun meminta kepada Sukarman untuk duduk sebentar, sebelum akhirnya dilarikan ke RS Danau Salak yang berjarak kurang dari satu kilometer. 

Sementara, Arbain yang dilarikan ke RS Pelita Insani terpaksa harus dirujuk ke RS Sari Mulia Banjarmasin karena mengalami luka tebas dan patah kaki di sebelah kiri.

Untuk diketahui, rumah ketiganya saling bersebelahan. Urutannya, rumah Adul, rumah H Arbain, kemudian rumah Sukarman. (tim)