Pencarian

Sempat Tertidur 9 Hari, 'Putri Tidur' Asal Banjarmasin Akhirnya Terbangun

"Putri Tidur" asal Banjarmasin, Siti Raisa Miranda masih merasakan lemas setelah terbangun dari tidur panjang selama 9 hari. Foto - Hans

MEDIAKITA.CO.ID - Bak di negeri dongeng, keberadaan putri tidur seperti terjadi di dunia nyata. Adalah Siti Raisa Miranda atau akrab disapa Echa, pelajar berusia 16 tahun itu sempat tertidur pulas di tempat tidurnya selama sekitar 9 hari terakhir.

Kabar tersebut secepat kilat menyebar hingga menghebohkan warga Kalimantan Selatan. Tak Anyal, informasi Echa yang disebutkan mengidap Hipersomnia tersebut juga viral di dunia maya.

Terbaru, dari keterangan orang tua Echa, Mulyadi menyatakan bahwa putrinya telah terbangun dari tidur panjangnya, tepat pada Sabtu (10/4/21) pukul 09.00 WITA.

"Dia bangun tadi pagi sekitar pukul 09.00 WITA," ucap Ayah Echa, Mulyadi ketika di sambangi di kediamannya di Jalan Pangeran Nomor 3 RT 04 RW 01, Kelurahan Pangeran, Kecamatan Banjarmasin Utara, Sabtu (10/4/21) pagi.

Masih dari penjelasan Mulyadi, ketika buah hatinya terbangun dari tidur panjang, kondisi Echa masih sangat lemas bahkan sulit untuk diajak bicara. Bahkan, pada hari ke-2 Dia tertidur, Echa sempat mengalami kejang-kejang. 

"Badan Dia kayak masih lemas gitu, susah untuk diajak bicara. Jadi masih sambil tidur-tiduran di kasur, tapi sebenarnya sudah bangun," terang lelaki berusia 54 tahun itu.

Mulyadi juga mengaku, saat Jurnalis Mediakita.co.id hendak melihat langsung kondisi Echa yang masih terbaring di tempat tidur, dirinya merasa malu dan enggan untuk diliput.

"Sebenarnya Inya (Dia, red) masih malu untuk diliput," kata Mulyadi sembari mengangkat tubuh Echa yang tampak seperti menolak dengan ekspresi wajah yang cemberut.

Dilansir dari laman klikdokter.com, Hipersomnia merupakan gangguan tidur yang cukup jarang, di mana dapat menyebabkan rasa kantuk berlebih pada siang hari, meski sudah mendapatkan tidur yang cukup pada malam hari. Kondisi ini juga sering kali menyebabkan kesulitan untuk bangun pagi hari setelah tidur pada malam hari atau tidur siang.

Pada kondisi ini, kebutuhan untuk tidur dapat terjadi kapan saja, termasuk pada saat mengemudikan kendaraan atau bekerja, yang dapat membuat kondisi ini menjadi berbahaya. Umumnya, hipersomnia berkembang selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Diagnosis dari kondisi ini dilakukan setelah menyingkirkan gangguan tidur yang lebih sering terjadi. Sementara itu penanganannya ditujukan pada mengendalikan tanda dan gejala dengan pengobatan. (hns)