PLN Icon Plus Gerak Cepat Pulihkan Internet, Dukung Perbaikan Kelistrikan di Gunung Sitoli
MEDIAKITA.CO.ID – PLN Icon Plus bergerak cepat memulihkan jaringan internet yang terputus akibat banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara, termasuk area terdampak di Gunung Sitoli.
Bencana tersebut merusak infrastruktur jaringan dan menyebabkan akses internet di beberapa titik lumpuh sehingga menghambat komunikasi masyarakat hingga layanan publik. Menyadari urgensi kondisi ini, PLN Icon Plus SBU Regional Sumatera Utara langsung menurunkan tim untuk menelusuri kerusakan, memperbaiki perangkat, dan mengaktifkan kembali jaringan secara bertahap.
Langkah cepat ini juga menjadi bentuk dukungan terhadap upaya pemulihan kelistrikan yang sedang dilakukan PLN di wilayah terdampak. Koordinasi intens dilakukan agar pemulihan listrik dan konektivitas internet dapat berjalan paralel serta saling mempercepat proses pemulihan layanan.
Direktur Utama PLN Icon Plus, Chipta Perdana, menegaskan komitmen perusahaan untuk memastikan masyarakat tetap memiliki akses komunikasi dalam situasi darurat.
“Di situasi bencana, layanan internet menjadi kebutuhan vital untuk keselamatan dan koordinasi. PLN Icon Plus mengerahkan seluruh sumber daya untuk mempercepat pemulihan layanan sekaligus mendukung percepatan pemulihan kelistrikan,” ujar Chipta.
Sementara itu, General Manager PLN Icon Plus SBU Regional Sumatera Bagian Utara, Enrico H. Batubara, menyampaikan bahwa pemulihan konektivitas merupakan prioritas utama di tengah kondisi darurat.
“Banjir dan longsor membuat sejumlah jalur jaringan terputus total, termasuk di wilayah Gunung Sitoli. Begitu laporan masuk, tim kami langsung bergerak menembus akses yang sulit. Konektivitas internet sangat krusial untuk mendukung koordinasi penanganan bencana dan kebutuhan masyarakat,” ungkap Enrico.
Meski akses jalan di beberapa area masih terhambat, tim teknis tetap melakukan percepatan pemulihan di titik-titik kritis. Sejumlah layanan kini telah kembali beroperasi, sementara lokasi yang terdampak paling parah masih terus dalam proses penanganan intensif.
