Home » Sutradara Ungkap Tantangan Produksi Film “Saru 2”, Angkat Drama Keluarga dan NilaiJanji

Sutradara Ungkap Tantangan Produksi Film “Saru 2”, Angkat Drama Keluarga dan NilaiJanji

MEDIAKITA.CO.ID – Proses produksi film Saru 2 menghadirkan tantangan yang lebih kompleks dibandingkan film pertamanya. Hal tersebut diungkapkan Sutradara Saru 2, Syamsul Alam Suriadzin, saat menceritakan dinamika selama pembuatan film yang juga menjadi media promosi pariwisata Kabupaten Banjar.

Syamsul menyebut, sejak tahap awal produksi, Saru 2 sudah dirancang dengan skala yang lebih matang. Jumlah kru yang lebih banyak serta kebutuhan teknis yang lebih proper menjadi pembeda utama dibandingkan Saru 1.

“Kalau Saru 2 ini warnanya jauh lebih banyak. Kru lebih banyak, cerita juga lebih kompleks, sehingga tantangannya otomatis lebih berat,” ujarnya.

Ia menjelaskan, tantangan produksi tidak hanya datang dari sisi teknis, tetapi juga dari faktor eksternal seperti cuaca, waktu, dan penyesuaian kondisi lapangan selama proses pengambilan gambar berlangsung.

Untuk proses produksi, film Saru 2 menjalani syuting selama delapan hari penuh. Sementara tahap pascaproduksi memakan waktu lebih dari satu bulan hingga film siap ditayangkan ke publik.

“Syutingnya delapan hari, tapi pascaproduksi cukup panjang karena banyak detail yang harus disempurnakan,” jelas Syamsul.

Terkait anggaran, Syamsul menegaskan bahwa produksi film ini sepenuhnya menyesuaikan dengan kemampuan dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Banjar. Ia menyebut nominal anggaran ada, namun tidak dipublikasikan ke publik.

Dalam sisi cerita, Saru 2 menghadirkan pendekatan yang berbeda dibandingkan film sebelumnya. Jika Saru 1 lebih menonjolkan unsur petualangan, Saru 2 justru fokus pada drama keluarga yang sarat pesan moral.

“Pesan utama film ini adalah tentang menepati janji kepada siapa pun, serta kasih sayang orang tua kepada anak. Dua hal itu sangat ditonjolkan,” ungkapnya.

Syamsul menilai pendekatan drama keluarga dipilih agar pesan film lebih dekat dengan kehidupan masyarakat dan mudah diterima oleh berbagai kalangan.

Sementara itu, terkait pemilihan judul Saru, Syamsul menjelaskan bahwa nama tersebut berasal dari istilah “saruan” yang sederhana dan dekat dengan keseharian masyarakat Banjar.

“Awalnya simpel saja, terinspirasi dari kebiasaan saruan. Tidak dibuat rumit, yang penting mudah diingat,” pungkasnya.

Film Saru 2 diharapkan tidak hanya menjadi tontonan hiburan, tetapi juga mampu menyampaikan pesan moral sekaligus memperkuat promosi pariwisata Kabupaten Banjar melalui medium film.