Home » Nanang Galuh Banjarbaru 2025: Anggaran Minim, Salah Siapa Pengajuan Terlambat?

Nanang Galuh Banjarbaru 2025: Anggaran Minim, Salah Siapa Pengajuan Terlambat?

Pelaksanaan Semi Final pemilihan Nanang Galuh yang katanya Minim Anggaran. Foto – Raden

MEDIAKITA.CO.ID- Pemilihan Nanang Galuh Banjarbaru 2025 kembali menjadi sorotan. Bukan semata karena APBD Kota Banjarbaru kecil, tetapi karena dinas dan panitia terlambat mengajukan penambahan anggaran untuk ajang tahunan ini.

Plt Kepala Disporabudpar Banjarbaru, Sri Lailana, menyebut APBD kota memang kecil dibanding daerah lain di Kalsel dan sebagian besar tersedot mandatory spending. Namun, ia juga mengakui belum tahu apakah sebelumnya pernah ada permintaan penambahan anggaran untuk kegiatan ini.

“DPRD dapat mempertimbangkan penambahan dukungan anggaran di tahun mendatang,” katanya saat Pemilihan Semifinal Nanang Galuh Banjarbaru, Rabu (13/8/2025).

Pernyataan tersebut memunculkan pertanyaan besar: mengapa dinas terkait tidak memastikan pengajuan dilakukan tepat waktu, padahal ajang ini rutin digelar setiap tahun? Dengan empat urusan besar di bawah Disporabudpar, minimnya perencanaan anggaran justru menunjukkan lemahnya manajemen internal.

Ketua Komisi II DPRD Banjarbaru, Samsuri, menegaskan bahwa anggaran bisa saja dibantu jika ada komunikasi sebelumnya.

“Kalau saja sebelumnya ada komunikasi dengan saya, mungkin kita bisa bantu. Tahun depan kami pastikan akan menambah,” ujarnya.

Pernyataan ini menguatkan bahwa persoalan bukan hanya soal nominal, tetapi juga soal keterlambatan dan buruknya koordinasi dari pihak penyelenggara.

Ketua Pelaksana, Muhammad Reza, bahkan mengakui bahwa pengajuan tambahan anggaran ke DPRD tahun ini terlambat sehingga otomatis tidak terakomodasi. Akibatnya, panitia harus mencari sponsor demi menutupi kebutuhan.

“Tahun ini total anggaran sekitar Rp150 juta,” bebernya.

Ia juga mengakui, mengakui Dewan Kesenian memang tidak diundang di tahap semifinal karena persiapan yang mepet dan faktor teknis.

Fakta ini memperlihatkan bahwa keterlambatan, koordinasi lemah, dan ketidaksiapan internal panitia menjadi penyebab utama kegiatan tetap berjalan dengan anggaran seadanya. (tim)