Pencarian

Banjir Semangat Dalam, Warga Keluhkan Langkanya Bahan Pokok Hingga LPG

Gas LPG 3 Kg langka di Desa Semangat Baru. Foto - Hans

MEDIAKITA.CO.ID - Warga Komplek Persada Permai Baru II, III dan IV, Desa Semangat Dalam, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala sudah mulai merasakan kesulitan, akibat banjir yang menerjang kawasan permukiman mereka sejak beberapa hari terakhir.

Akses utama yang terputus menghambat masyarakat dalam menjalankan aktivitas, beberapa pasar terdekat kawasan tersebut juga tutup total akibat tergenang banjir.

Hal tersebut diungkapkan Eri, ketika ditemui Jurnalis Mediakita.co.id di kediamannya di Komplek Persada Permai Baru III, pada Sabtu (16/1) pagi.

“Jelas kami terhambat, kemana-mana tidak bisa. Mau beli kebutuhan pokok juga kesulitan karena pasar yang ada tutup semua. Apalagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan harian. Kayapa (gimana, red) kami mau makan,” ungkapnya.

Ia juga menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten Batola yang terkesan tidak ada bentuk perhatian terhadap warga terdampak banjir.

Hingga saat ini, Eri menjelaskan belum ada tindakan serius dari pihak-pihak terkait terutama tidak adanya bantuan yang disalurkan.

“Padahal banjir sudah berhari-hari, tapi tidak ada juga perhatian yang datang dari pihak berwenang,” ucapnya.

Eri juga mengaku bahwa tidurnya tidak nyenyak, lantaran khawatir jika sewaktu-waktu debit air meningkat hingga menggenangi tempat tinggalnya.

“Hanya tidur-tidur ayam, terlelap sekejap kemudian terbangun lagi. Kami takut kalau air sudah naik hingga ke dalam rumah,” katanya.

Pedagang sembako, Muhammad Syariffudin. Foto - Hans

Sementara itu, seorang pedagang sembako Muhammad Syariffudin mengeluhkan bahwa terkendala dalam menyediakan kebutuhan pokok yang akan dijual kembali, karena supplier terdekat juga sedang disibukkan dengan musibah serupa.

“Jadi, terpaksa kita mencari pasar yang tidak kebanjiran, tapi sangat sulit karena harus menempuh jarak yang cukup jauh,” jelasnya.

Syariffudin juga mengungkapkan, dengan banyaknya toko penjual sembako tutup menyebabkan terjadinya kelangkaan. Selain itu, stok bahan pokok miliknya juga terus menipis usai diborong warga sekitar.

“Bahan pokok sangat langka di sini. Jualan kita seperti telur itu habis, karena orang tidak bisa keluar untuk membeli kebutuhan tadi,” ujar Syarif.

Atas kesulitan yang sedang dihadapi, mewakili seluruh masyarakat terdampak, Syariffudin meminta pemerintah meninjau kondisi mereka yang sedang dilanda musibah.

“Yang kita inginkan mendapatkan bantuan terutama masyarakat sini kan rumah RSS (Rumah Sangat Sederhana), ditambah kebanjiran lagi. Saat ini yang sangat diperlukan itu beras untuk konsumsi harian,” tegasnya.

Kepelikan warga semakin bertambah, dengan langkanya gas LPG 3 kg yang hingga kini tidak tersedia di warung-warung sekitar.

“Masyaallah, masyarakat banyak yang mengeluh sama kita karena kelangkaan gas LPG, dan lain sebagainya,” tutup Syarif. (hns)