Pencarian

Suka Duka Tim P2B Saat Evakuasi Warga; Bernhard Turut Suntikkan Semangat

Relawan bersama TNI mengevakuasi warga. Foto - Istimewa

MEDIAKITA.CO.ID - Sudah hampir sepekan tim evakuasi yang tergabung dalam Posko Peduli Bencana P2B, melakukan penyisiran di beberapa titik banjir yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan. Selama itu pula, tim yang terdiri dari para relawan dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) ini terkendala sarana dan prasarana, diantaranya mobilisasi dan jumlah perahu karet serta perahu bermesin saat hendak melakukan evakuasi warga terdampak banjir.

Ketua Mapala Piranha, Abdul Tiar mengatakan, akses jalan yang jauh serta kondisi air yang terus naik dan tingginya, membuat proses evakuasi menjadi terhambat dan cukup memakan waktu.

"Sedangkan para korban banjir perlu diselamatkan segera," ujar Abdul Tiar yang juga bertugas sebagai Koordinator lapangan tim evakuasi, Minggu (17/1).

Tiar mengungkapkan, saat ia bersama tim hendak mengevakuasi warga, banyak warga yang malah enggan dievakuasi dan lebih memilih tinggal di rumah masing-masing.

"Padahal tinggi air selama kami melakukan evakuasi di beberapa desa bervariasi, mulai dari setinggi lutut sampai dada orang dewasa," katanya.

Tiar juga mengaku bahwa mereka sempat kewalahan saat berada di lapangan. Pasalnya, jumlah personil yang diterjunkan ke lapangan sangat terbatas. Terkadang sambungnya, tim evakuasi harus bertugas di malam hari jika terjadi hal-hal darurat, seperti menyelamatkan Habib Abdullah yang berlokasi di Desa Murung Kenanga Kota Martapura.

“Alhamdulillah tadi malam proses evakuasi berjalan lancar dan sesuai dengan hasil briefing kita bersama tim gabungan,” tuturnya.

Meskipun demikian bagi Tiar, keseruan melakukan evakuasi menjadi pengalaman pribadinya yang paling berharga selama hidup. Bergabung dalam organisasi Pecinta Alam, membuatnya bisa ikut berjibaku untuk menyelamatkan warga yang terdampak bencana, seperti bencana banjir, kebakaran, dan aksi sosial lainnya.

"Kalau tidak masuk Mapala saya tidak akan bisa ikut membantu para sesama dalam kondisi sekarang," terangnya.

Sementara itu, Koordinator P2B Fahrianoor menambahkan, permintaan evakuasi bersumber dari informasi warga setempat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBS) Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Direktur Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat Bina Administrasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Bernhard E Rondonuwu. Foto - Istimewa

Ia menambahkan, warga yang berhasil dievakuasi sudah sebanyak 362 jiwa, yang berasal dari Desa Jati Baru, Desa Bincau, Desa Limamar, Desa Kelampaian, Desa Lok Buntar, dan Desa Murung Kenanga sejak Rabu (13/1) sampai hari ini.

"Personil kita terdiri dari Federasi Arung Jeram Indonesia, Mahasiswa Pecinta Alam, Siswa Pecinta Alam, Organisasi Pecinta Alam, Pramuka dan relawan-relawan lainnya yang siap melakukan evakuasi ada sekitar 50 hingga 70 orang," papar pria yang akrab disapa Amang Idak saat ditemui Jurnalis Mediakita.co.id di Basecamp P2B, Minggu (17/1/21).

Lebih jauh Amang Idak menyampaikan, saat mengevakuasi warga, pihaknya menggunakan 2 unit perahu karet. Adapun prioritas evakuasi adalah kaum lansia, ibu hamil, orang sedang sakit, orang dengan penyandang disabilitas, perempuan dan anak-anak serta kondisi darurat lainnya.

"Fokus penyelamatan untuk saat ini bertumpu di Kabupaten Banjar," ucapnya seraya menyampaikan bahwa Basecamp sementara P2B berada di SMAN 2 Indra Sari Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

"Saat ini kita perlu tambahan perahu karet bermesin untuk bisa mencapai daerah yang sudah tidak bisa dicapai menggunakan mobil darat" pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat Bina Administrasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Bernhard E Rondonuwu menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh rekan-rekan relawan dari berbagai macam organisasi khususnya yang hadir dan tergabung di P2B.

"Bagi rekan-rekan yang hadir atas dasar cinta, kasih, dan rasa kepedulian yg tinggi terhadap sesama warga NKRI, merasa senasib dan sepenanggungan sesama anak bangsa, sehingga meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membantu sesamanya," tutur pria yang pernah menjabat sebagai Pjs Wali Kota Banjarbaru ini.

Bernhard melanjutkan, hanya ucapan terima kasih yang tak terhingga yang bisa terucap kepada para relawan sebagai bagian dari garda terdepan.

"Atas nama kemanusiaan, salam sehat dan tetap ingat disiplin profesi, sukses selalu," demikian Bernhard. (fr)