Ibu Sukriah sedang merapikan kerupuk ikan Haruan di atas tikar. Foto - Salim
MEDIAKITA.CO.ID - Gurih dan renyah. Rasa itulah yang bermukim di lidah ketika mengunyah kerupuk ikan Haruan (Gabus). Olahan kerupuk yang berbahan dasar penghuni air tawar ini dapat dijumpai di Jalan KH Anang Sya'rani Arif, Kampung Melayu Ulu, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar.
Ibu Sukriah (55), adalah salah seorang pengrajin kerupuk ikan Haruan sejak tahun 90-an. Dari ceritanya, keterampilan mengolah dan meracik berbagai bahan hingga bertransformasi menjadi kerupuk tersebut, dipelajarinya langsung dari ibu dan mertuanya.
Saban hari, ia dan suaminya mengolah daging ikan Haruan menjadi adonan dengan menggunakan alat khusus. Kemudian, setelah menjadi adonan (bercampur dengan bahan lainnya), tahap selanjutnya adalah dikukus.
Usai dikukus, adonan yang sudah matang kemudian dibentuk dan didiamkan selama satu hari, baru kemudian dipotong tipis, lantas dijemur di bawah terik sinar matahari.
"Kalau harinya panas, satu hari saja sudah kering kerupuknya. Kalau mendung, bisa memakan waktu sampai dua hingga tiga hari," kata Sukriah kepada Jurnalis Mediakita.co.id, Kamis (24/11/22) kemarin.
Dalam sekali produksi, ia bisa menghabiskan ikan Haruan dari 30 kg hingga 50 kg. "Iwak (ikan, red) Haruannya dibeli di Pasar Subuh Sekumpul," ujarnya.
Untuk memasarkan produk hasil olahannya, ia menjadikan rumahnya tempat berjualan, dan hal ini sudah diketahui oleh banyak pelanggannya.
"Kadang ada juga yang minta antari ke pasar, biasanya dikirimkan lewat tukang becak atau bentor," kata Sukriah.
Harga yang dipatok Sukriah pun cukup ramah di kantong. Untuk ukuran 200 gram kerupuk ikan Haruan, Ia mematok harga Rp 18 ribu. Sedangkan per kilogramnya, Rp 90 ribu.
Sukriah berharap, usaha yang telah digelutinya sejak 30 tahun terakhir ini tidak berhenti di generasinya, tapi juga dilanjutkan oleh anaknya kelak.
Di tempat terpisah, Camat Martapura Timur, Guslan memberikan apresiasi serta dukungan kepada seluruh pelaku UMKM yang ada di Kecamatan Timur, tak terkecuali para pengrajin kerupuk Ikan Gabus.
Camat Martapura Timur, Guslan. Foto - Salim
Selain itu, ia juga mendorong para pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan berkreasi, sehingga bukan hanya dapat memberikan keuntungan bagi pribadi, tapi juga dapat membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar.
"Makin banyak inovasi, makin bagus, makin tumbuh ekonomi masyarakat. Dan kita berharap, hal demikian bisa menjadi inspirasi bagi desa lainnya untuk melakukan hal serupa, sehinga perekonomian keluarga bisa terbantu," kata Guslan saat ditemui di ruang kerjanya. (slm)