Isuur Project dari Banjarbaru saat menampilkan karya tarinya di MP2AF#2 Kotabaru. Foto - isuurproject
MEDIAKITA.CO.ID - Lima seniman Banjarbaru diundang dalam acara Meranti Putih Performance Art Festival #2 (MPPAF#2) tahun 2023. Mereka adalah Novyandi Saputra, Isuur Loeweng, Pasa Deparaga, Eky Abdan, dan Ical.
Salah satu perwakilan seniman Kota Banjarbaru, Novyandi Saputra yang juga ditunjuk sebagai kurator mengatakan bahwa beberapa seniman yang diundang dalam MPPAF#2 ini setelah karyanya lolos kurasi.
"Tahun ini ada lima seniman naik dari tari, musik dan happening art diundang dalam kegiatan MP2AF di hutan meranti Kotabaru. Mereka memang seniman terpilih yang karyanya sudah dikurasi," ujarnya, Sabtu (28/10/23) di Kotabaru.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kotabaru, Riza Ahyanie mengatakan bahwa ada sebanyak 15 peserta yang mengikuti MP2AF ini. Masing-masing dari mereka ada yang menampilkan musik eksperimental, performance art, dan tari kontemporer.
"Ini event yang kedua tahun 2023, sebelumya juga pernah dilaksanakan. Kedepan kita akan berusaha melanjutkan diusahakan bisa menjadi event internasional," terangnya saat pembukaan, Jumat (28/10/23).
Menurut Riza, kegiatan semacam ini akan membawa kemajuan maupun pengetahuan dan ekonomi kreatif di Kotabaru, bersamaan dengan dikembangkannya sektor pariwisata.
"Semoga seni menyatu dengan alam dapat dinikmati membawa kesyukuran bagi umat manusia," ucapnya.
Asisten II Murdianto MSi didampingi pejabat Forkompimda saat membuka acara MP2AF#2 di hutan meranti. foto isuur
Di sisi lain, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Murdianto menambahkan bahwa kepariwisataan merupakan bagian dari prioritas bupati.
"Kotabaru dibidang seni pertunjukan dan seni lainnya sangat diapresiasi bupati. Beliau selalu memberikan perhatian agar kesenian yang dikemas dengan pariwisata lebih berkembang dan maju," katanya.
Senimam Internasional, Dr Eko Suprianto SSn MFA yang diundang sebagai pembicara berharap MP2AF ini bisa terus dikembangkan dan menjadi event internasional.
"Tahun 2007 saya mendampingi Kotabaru berkarya di Jakarta dan Korea. Saya tentunya bangga akhirnya bisa di hutan Meranti yang luar biasa ini menyaksikan kegiatan yang luar biasa," ungkapnya.
Eko yang merupakan seniman besar kelahiran Astambul, Kabupaten Banjar ini memberikan 'rangsangan' agar para seniman muda terus berkarya.
"Kalau mau menjadi event internasional, harus banyak diskusi, harus upgrade yang kita punya saat ini. Silakan mulai berkarya dengan dasar penelitian dan riset," katanya. (isr)