Pencarian

Acara Perpisahan Beratkan Ortu, Iuran Capai Ratusan Ribu


Ilustrasi acara perpisahan siswa SMP "mewah" yang memberatkan orang tua karena besarnya iuran yang harus dibayarkan. Foto - Pexels

MEDIAKITA.CO.ID - Meski Dinas Pendidikan sudah mengedarkan surat imbauan, namun nyatanya praktik pungutan iuran untuk biaya perpisahan "mewah" di sejumlah sekolah menengah pertama (SMP), masih saja marak terjadi di Kota Banjarbaru. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun mediakita.co.id dari sejumlah orang tua siswa, besarnya iuran itu mulai dari Rp 350 ribu sampai Rp 500 ribu per siswa. 

Tak pelak hal ini jelas dikeluhkan banyak orang tua siswa karena dinilai sangat memberatkan. Mereka harus merogoh kocek lebih dalam agar anak-anaknya bisa mengikuti perpisahan itu. 

Ironisnya, orang tua siswa bahkan tidak mendapatkan data rincian iuran sebanyak itu digunakan untuk apa saja. Terlebih, para siswa laki-laki diwajibkan untuk memakai setelan jas saat perpisahan sekolah itu dilaksanakan. 

Salah satu orang tua siswa SMP di Kecamatan Liang Anggang, Ida (45) mengaku sangat keberatan dengan adanya iuran perpisahan yang mencapai ratusan ribu rupiah itu. 

“Baru untuk perpisahan, belum untuk biaya pendaftaran anak ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berat untuk wali siswa yang ekonominya menengah ke bawah,” keluhnya. 

Hal senada diutarakan wali murid SMP di wilayah Kecamatan Landasan Ulin, Santo (47). Menurutnya, kewajiban siswa laki-laki untuk memakai jas saat perpisahan sekolah sangat memberatkan. 

“Iuran perpisahan sudah, belum sewa untuk setelan jas anak saat perpisahan. Paling tidak Rp 500 ribu habis buat perpisahan,” katanya. 

Menyikapi keresahan dan keluhan para orang tua siswa, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo mengaku bahwa jajarannya sudah melakukan imbauan ke setiap sekolah yang ada di wilayahnya, agar tidak melaksanakan kegiatan perpisahan bermewah-mewahan.

“Kita sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE), larangan ke tiap komite sekolah untuk tidak melaksanakan perpisahan yang bermewah-mewah,” ujarnya Dedy saat diwawancarai Mediakita.co.id, Senin (13/5/24).

Bermewah-mewahan itu maksud Dedy, adalah perpisahan yang dilaksanakan di hotel, hingga iuran perpisahan yang memberatkan para wali murid.

“Silakan perpisahan di sekolah dengan sederhana. Lebih mengena jika sumbangan itu digunakan untuk pembangunan sekolah. Nyumbang hal yang bermanfaat,” cetusnya. 

Diakui Dedy, pihaknya sudah mendapatkan laporan maupun keluhan dari orang tua siswa terkait iuran perpisahan itu. Ia menegaskan akan melakukan pemantauan pada saat pelaksanaan perpisahan sekolah.

“Permasalahan ini sudah berkali-kali, kita juga sudah mengingatkan berkali-kali tiap sekolah untuk tidak melaksanakan perpisahan yang mewah. Wali murid bisa melaporkan ke kami,” tegasnya. (ptr)