Pencarian

Aditya Bawa Banjarbaru Menjadi Daerah dengan Angka Stunting Terendah di Kalsel!


Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin saat menyapa anak-anak. Foto - MC Banjarbaru untuk mediakita.co.id

MEDIAKITA.CO.ID - Wali Kota Aditya Mufti Ariffin, berhasil membawa Banjarbaru menjadi daerah dengan angka stunting terendah di Provinsi Kalimantan Selatan. 

Berdasarkan laporan capaian pembangunan, angka stunting di Kota Banjarbaru kini hanya sebesar 12,4 persen saja. Disusul Kabupaten Hulu Sungai Tengah diangka 13 persen, dan Kabupaten Tapin 14,4 persen. 

Aditya mengatakan, pelaksanaan percepatan penurunan stunting di tengah masyarakat membutuhkan perencanaan dan alur kebijakan yang tepat. Hal itu juga harus seirama dengan dukungan dan kerja sama seluruh elemen masyarakat.

“Salah satunya peran keluarga yang harus dioptimalkan sebagai entitas utama dalam pencegahan stunting. Alhamdulillah, kinerja Pemko Banjarbaru dengan dukungan masyarakat telah menekan angka stunting sampai yang paling rendah,” ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat (26/7/2024) pagi.

Kendati demikian, Aditya mengingatkan bahwa penanganan stunting tidak terhenti sampai di sini. Ia berharap semuanya tetap terkonsentrasi dalam penanganan di tahun-tahun yang akan datang.

“Setiap keluarga di Indonesia harus optimal bergerak bersama mencegah stunting, demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal ini sebagaimana amanat bapak Presiden,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, isu stunting telah menjadi perhatian khusus bahkan di level pemerintah pusat. Stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak usia di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi kronis berdampak pada kerusakan kognitif dan fisik yang tidak dapat diperbaiki, bahkan juga berdampak pada generasi berikutnya.

Masalah krusial ini harus menjadi perhatian serius bagi para pemimpin di masing-masing daerah. Hal ini pula yang menjadi fokus Aditya dalam meningkatkan keberhasilan program-program yang dilaksanakan Pemko Banjarbaru. 

“Kami terus melakukan upaya lebih intensif untuk menyelamatkan generasi penerus dari ancaman stunting melalui kebijakan pangan terjangkau dan bergizi seimbang. Tentu kita akan terus menggali lebih dalam program-program yang kita laksanakan dengan inovasi kebijakan yang lebih strategis,” tuntasnya. (tim)