Pencarian

Agresi Berlanjut, Israel Bombardir Kantor Media di Gaza

Israel ledakan gedung al-Jalaa yang menampung sejumlah kantor media internasional di Gaza. Foto - AFP/Mahmud Hams

MEDIAKITA.CO.ID – Agresi Israel terhadap gedung-gedung vital di wilayah Gaza, Palestina terus berlanjut. Tak hanya meluluhlantakkan perkantoran dan permukiman, serangan juga diluncurkan ke Gedung Al-Jalaa yang ditempati sejumlah kantor media Internasional yaitu Al Jazeera dan Associated Press (AP).

Manager Global Humanity Response Aksi Cepat Tanggap (ACT), Andi Noor Faradiba menilai serangan yang diluncurkan tersebut sebagai salah satu upaya dalam memutus penyebaran informasi terkait agresi zionis Israel. Pasalnya, keberadaan kantor-kantor media tersebut mempunyai peran penting agar seluruh dunia luar dapat mengetahui peristiwa yang sedang terjadi.

“Namun karena gedung tersebut sudah hancur, maka aliran informasi dari media tersebut pun bisa terputus,” ujarnya dikutip Mediakita.co.id dari laman news.act.id , pada Senin (17/5/21).

Melansir laman resmi aljazeera.com, sebelum misil ditembakkan dari pesawat tempur, Israel hanya memberikan tenggat waktu kurang dari 60 menit kepada seluruh penghuni untuk melarikan diri. Bahkan, peralatan dan berkas-berkas penting sekalipun nyaris tak terselamatkan.

Seorang jurnalis lepas Palestina untuk Associated Press, mengatakan situasi serba kelabakan lantaran gedung yang berlantai 11 itu hanya memiliki satu lift. Lantas, banyak dari mereka terpaksa berlarian keluar gedung dengan menggunakan tangga.

“Lift digunakan untuk orang tua dan anak-anak. Kami semua berlari menuruni tangga, dan membopong anak-anak untuk menurunkan mereka keluar gedung. Saya sendiri membantu dua anak penghuni di sana,” jelas Al-Sayed

Sayed mengaku bahwa dirinya tidak mengerti bahaya maupun ancaman seperti apa yang dapat ditimbulkan sebuah bangunan yang berisikan para pengacara, dokter, dan pekerja media sehingga harus dibombardir oleh zionis Israel.

“Lima lantai pertama adalah untuk kantor yang telah tutup selama masa eskalasi ini. Jadi pada dasarnya yang masih di sini adalah dua kantor media Al Jazeera dan AP dan apartemen tempat tinggal,” bebernya.

Sementara pemilik gedung Al-Jalaa, Jawad Mahdi sempat bernegosiasi dengan angkatan militer Israel agar memberikan waktu tambahan sekitar 10 menit kepada para jurnalis untuk mengambil kamera mereka yang masih banyak tertinggal di dalam gedung.

“Kamu (Israel) telah menghancurkan pekerjaan dan kenangan hidup kami,” ujar Mahdi sembari berharap perbuatan zionis Israel akan mendapat balasan setimpal. (tim)