Pencarian

Babun Menggema, Kuntau Lestari di Banjarbaru

Seni bela diri kuntau ditampilkan saat Parade Senja bulan November. Foto - Dok. Mediakita.co.id

MEDIAKITA.CO.ID - Ditingkahi alunan musik serunai, gong khas Banjar, serta babun, beragam jurus yang diperagakan oleh para pendekar Kuntau asal Kota Banjarbaru membuat para penonton Parade Senja berdecak kagum beberapa waktu lalu.

Harus diakui, saat ini seni bela diri tradisi yang berasal dari masyarakat Banjar, yakni Kuntau mulai sepi peminatnya. Pasalnya, banyak generasi sekarang yang lebih akrab dengan hal yang berbasis teknologi.

Namun, di sudut-sudut yang jauh dari keramaian, selalu ada orang-orang yang berkomitmen untuk melestarikan seni bela diri tradisi ini agar tidak tergerus zaman. Patut diapresiasi dan diacungi jempol, salut.

Bersambut gayung, pagelaran Parade Senja yang digelar oleh Disporabudpar Kota Banjarbaru setiap pertengahan bulan menjadi angin segar bagi komunitas budaya dan seni, tak terkecuali bela diri Kuntau.

Muhammad Irbas (37) atau yang akrab dikenal dengan panggilan Rezky Arimba, seorang penggiat seni bela diri Kuntau asal Kota Banjarbaru, menilai Parade Senja dapat dijadikan salah satu media untuk mengenalkan kembali seni bela diri Kuntau kepada khalayak ramai. Apalagi pagelaran ini dilaksanakan tepat di jantung kota, sehingga dapat mengundang atensi dari masyarakat.

"Kita ingin mengenalkan kembali seni bela diri ini khususnya kepada generasi muda sekarang, bahwa seni bela tradisi Kuntau masih eksis di tengah gempuran zaman," ujar Rezky Arimba ketika dihubungi Mediakita.co.id, Rabu (23/11/22).

Alat musik tradisional pengiring gerakan kuntau. Foto - Dok. Mediakita.co.id

Selain melalui pagelaran Parade Senja, Rezky Arimba beserta kawan-kawanya juga mengenalkan seni bela diri Kuntau ini di acara hajatan/perkawinan, penyambutan Wali Kota/Bupati, dan acara lainnya.

Seorang praktisi Kuntau yang mulai menggeluti seni bela diri ini sejak awal tahun 2000-an, menerangkan ada berbagai macam jurus dalam seni Kuntau, di antaranya bunga-bungaan atau kakambangan, pelepasan, hingga patikaman.

"Mendengar kisah dari para tatuha, ketika zaman perjuangan dulu, para pendekar Kuntau juga ikut melawan kolonial Belanda," kata Rezky Arimba.

Menurut Rezky Arimba, generasi muda saat ini juga harus mengetahui kesenian-kesenian Banjar, seperti seni bela diri Kuntau, Musik Panting, wayang kulit, maupun kesenian lainnya.

"Ketika generasi muda mempelajari beragam kesenian Banjar, mereka bukan hanya sekedar melestarikan tradisi, tapi juga dapat mereguk berbagai pengetahuan, kearifan, serta berbagai pelajaran yang terkandung di dalamnya," pungkasnya.

Penggiat seni bela diri Kuntau asal Kota Banjarbaru, Rezky Arimba. Foto - Salim

Sementara itu, Kepala Disporabudpar Kota Banjarbaru, Ahmad Yani Makkie saat dihubungi via sambungan telepon mengatakan bahwa pihaknya membuka pintu selebar-lebarnya bagi penggiat seni budaya, termasuk pelaku seni bela diri tradisional di Banjarbaru untuk menunjukkan eksistensinya. Salah satunya melalui pagelaran Parade Senja.

"Kesenian bela diri tradisional ini sudah sepantasnya kita berikan ruang publik, apalagi kuntau merupakan seni bela diri asli Banjar. Saya bangga dengan semangat anak-anak muda yang melestarikan kuntau ini," tutup Yani Makkie. (slm)