Pencarian

Banjir Rob di Banjarmasin, BPBD: Masih Batas Aman


Musibah banjir yang menerjang Ibukota Kalimantan Selatan pada awal tahun tadi. Foto - Dok. Mediakita.co.id / Hans

MEDIAKITA.CO.ID – Sejumlah ruas jalan dan permukiman warga di Kota Banjarmasin kembali tergenang akibat banjir rob, sejak Senin (22/11/21) pekan tadi. Ketinggian air sendiri bervariasi, namun kebanyakan berada pada rata-rata mata kaki orang dewasa.

Kondisi pasang air sungai ini tak pelak membuat warga was-was akan bahaya banjir besar yang dapat kembali terulang. Mereka masih dihantui oleh rasa trauma seperti musibah yang mendera pada awal tahun lalu.

“Iya kita masih trauma, soalnya awal tahun kemarin terendam cukup tinggi rumah di sini,” kata seorang masyarakat di kawasan Banjarmasin Barat, Iyan saat dijumpai Jurnalis Mediakita.co.id, Jumat (26/11/21).

Menurut Iyan, dalam beberapa hari terakhir, air pasang sudah memenuhi halaman tempat tinggalnya. Meski hanya berlangsung beberapa saat, dirinya tetap berharap musibah banjir tak lagi terjadi.

“Air naik sekitar jam 23.00 WITA dan beberapa jam kemudian sudah surut kembali,” ujarnya.

Dikonfirmasi atas situasi yang terjadi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin menyebut bahwa banjir rob merupakan suatu hal lazim yang rutin terjadi. Karena itu, mereka meminta kepada masyarakat agar tidak panik namun tetap waspada.

Pemerintah memastikan bencana banjir besar tak bakal terulang lagi, selama tak ada kiriman air bah dari hulu sungai ataupun hujan dengan intensitas tinggi.

“Selama hanya pasang rob, kita pastikan masih aman,” kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakahar) BPBD Banjarmasin, Fahruraji, S.Sos., MA., ditemui di ruang kerjanya, Jumat (26/11/21).


Kepala Pelaksana Harian (Kalakahar) BPBD Banjarmasin, Fahruraji, S.Sos., MA. Foto - Hans

Raji bilang, kondisi pasang air sungai yang berlangsung bukan sesuatu yang langka. Sebab, wilayah Banjarmasin sendiri sebenarnya berada di bawah permukaan air laut dengan kisaran 0,16 meter.

Karena itu, tuturnya, jika diamati secara kasat mata terutama pada malam hari air di Sungai Martapura bergerak sebaliknya dari hilir ke hulu. Namun, keadaan tersebut tak berlangsung lama hanya sekitar satu hingga tiga jam. Pasang air pun bakal kembali berangsur surut.

Memang pada 11 November 2021 lalu ketinggian air di Sungai Martapura sempat menembus angka 2,5 meter. Namun semakin ke sini, kondisi diklaim mulai kembali normal dan hanya berada dalam ambang batas wajar yaitu 2 sampai 2,2 meter.

“Kondisi saat ini masih terbilang aman karena sebentar saja surut,” sebutnya.

Sebagai pendeteksi dini, pihaknya pun memiliki tiga alat kontrol untuk mengukur tinggi air di Sungai Martapura. Alat tersebut tersebar masing-masing di kawasan Menara Pandang Siring Piere Tendean, Banua Anyar serta Mantuil.

Berbekal alat itu, pihaknya bisa mengetahui ketinggian air sehingga apabila melebih batas normal bisa segera memberikan informasi maupun peringatan kepada masyarakat khususnya yang bermukin di pesisir sungai.

“Berdasarkan data per Jumat (26/11/21) pukul 10.30 WITA, untuk di Menara pandang ketinggian air sekitar 1,9 meter. Mantuil juga sama, sedangkan Banua Anyar lebih rendah hanya 1,5 meter,” lanjut Raji.

Meski kondisi banjir rob dianggap sebagai hal lumrah, Raji tetap meminta kepada masyarakat agar waspada serta turut menjaga kehidupan pada aliran sungai maupun saluran drainase. Karena, menurutnya selama air dapat mengalir dengan lancar, musibah banjir dapat diminimalisir.

Dari data yang dihimpun, sedikitnya ada tiga kecamatan yang terdampak pasang surut yakni di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Barat serta Banjarmasin Utara.

“Daerah Banjarmasin Timur yang awal 2021 lalu paling terdampak, justru kini terbebas dari genangan,” tandasnya. (hns)