Pencarian

Berwisata Tak Harus Mahal, Rumah Pengarang Bikin Bushcraft Camp


Narwanto membatasi jumlah pengunjung yang ingin bersantai di Bushcraft Camp untuk menjaga protokol kesehatan. Foto - Istimewa

MEDIAKITA.CO.ID - Pandemi Covid-19 yang mengharuskan beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Kota Banjarbaru melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tak menghalangi masyarakat untuk tetap berinovasi dan berkreativitas. Seperti halnya yang dilakukan oleh Narwanto.

Narwanto yang saat ini tinggal bersama keluarganya di Jalan Kurnia, Gang Intansari Nomor 7, Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang, Banjarbaru, membuat sebuah perkemahan (camp) wisata yang diberi nama "Bushcraft Camp" bertemakan alam bebas.

Narwanto menerangkan, Bushcraft dapat diartikan sebagai sebuah keterampilan di alam bebas dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di alam sekitar, seperti semak belukar, ranting, pohon, dedaunan, lumut dan lainnya untuk bertahan hidup, bereksplorasi dan menjaga sumber kehidupan alam terbuka. Ia mulai membangun Bushcraft Camp ini sejak Kota Banjarbaru dinyatakan masuk dalam penerapan PPKM Level IV.

"Karena PPKM, banyak tempat wisata dan aktivitas alam bebas yang dibatasi, sehingga lebih baik membuat spot yang menyerupai (alam bebas) untuk kebutuhan pribadi dan hobi," kata Narwanto.

Selain itu tambah Narwanto, Bushcraft Camp dibangun untuk sarana bermain, belajar, dan menciptakan produk serta mengenal metode bertahan hidup di alam bebas, memupuk semangat hidup dan membangun kreativitas individu maupun kelompok, serta memanfaatkan banyaknya lahan atau kebun warga yang tidak diolah. Bahkan beber Narwanto, sudah ada beberapa pihak sekolah yang berminat membawa anak didiknya ke camp ini.

"Saya masih mikir kondisi PPKM. Tapi sebenarnya Bushcraft Camp ini juga bisa menjadi wisata edukasi alternatif di Banjarbaru," ujar pria kelahiran Bojonegoro, 11 Desember 1981 ini.


Seorang pengunjung nampak asyik bersantai di Bushcraft Camp sembari membaca buku. Foto - Istimewa

Narwanto yang juga seorang pengrajin arang putih ini mengatakan, Bushcraft Camp yang ia bangun ini dibuka untuk umum dan tidak dipungut bayaran alias gratis. Meski begitu, bagi masyarakat atau pengunjung yang ingin bersantai di sini, harus konfirmasi terlebih dahulu agar waktu datangnya tidak bersamaan dengan pengunjung lainnya.

"Karena masih keterbatasan luas area, jadi saya batasi juga jumlah pengunjung untuk menjaga protokol kesehatan," ungkapnya.

Di samping itu meski sudah dibuka untuk umum, Narwanto mengaku belum menyediakan makanan atau minuman untuk dijual kembali kepada para pengunjung. 

"Tapi biasanya saya sarankan untuk bawa sendiri. Kalau minuman yang saya siapkan hanya kopi dan minuman berbahan rempah-rempah," sebutnya.

Tak hanya itu, Ia juga menyediakan peralatan dan bahan-bahan bagi pengunjung yang ingin belajar membuat kerajinan tangan seperti sendok dan gelas kayu.

"Bahan saya sediakan walau alat yang digunakan untuk belajar membuatnya masih terbatas," ucapnya.

Di sisi lain beber penghobi aktivitas alam bebas ini, Bushcraft Camp buatannya dibangun di atas lahan milik orang lain yang Ia pinjam, sehingga ada potensi harus berpindah ke lokasi lain jika pemilik lahan ingin kembali memanfaatkan lahannya. 

Narwanto pun berharap, ke depannya Pemerintah Kota Banjarbaru bisa membuat Kampung Bushcraft di Kelurahan Landasan Ulin Utara untuk menambah daftar kampung tematik tujuan wisata di Kota Idaman.

"Tujuan lain dari Bushcraft Camp ini juga untuk menginspirasi bahwa berwisata bisa di mana saja dan tidak harus mahal," demikian kata pemilik "Rumah Pengarang" ini. (tim)