Pencarian

'Bryum Bharatiensis' Ditemukan di Antartika


Bryum Bharatiensis nama spesies baru di Antartika. Foto - Felix Bast/BBC

MEDIAKITA.CO.ID – Para ilmuwan ahli biologi yang sedang melakukan ekspedisi ke benua yang tertutup es, telah menemukan spesies tanaman baru berupa lumut baru di Antartika.

Para ilmuwan ahli biologi yang berasal dari Universitas Pusat Punjab, membutuhkan waktu 5 tahun untuk memastikan bahwa spesies lumut baru ini ditemukan untuk pertama kali di dunia.

Profesor Felix Bast, sang ahli biologi bersama para ilmuwan India telah menamai spesies ini dengan ‘Bryum Bharatiensis’. Bryum adalah salah satu genus dari lumut, sedangkan Bharati adalah ‘Dewi Belajar’ dan nama stasiun penelitian Antartika India.

Spesies hijau tua ini ditemukan di Larsemann Hills, menghadap ke Samudra Selatan oleh Profesor Felix Bast bersama timnya selama 6 bulan ini adalah ekspedisi yang ke-36.

“Pertanyaan besarnya adalah bagaimana lumut ini bertahan hidup di lanskap batu dan es,” ungkap Profesor Felix Bast dari lansir BBC.

Nitrogen sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, selain kalium, fosfor, sinar matahari dan air, tanaman spesies baru ini bisa tumbuh subur pada tumpukan es Antartika.


Ilustrasi Gletser Mencair. Foto - pixabay.com

Mengutip dari voi.id, dalam enam bulan musim dingin ketika tidak ada sinar matahari dan suhu turun hingga minus 76 derajat celcius, para ilmuwan ini masih belum yakin bagaimana tanaman tersebut dapat bertahan hidup dibawah salju yang sangat tebal dan tanpa sinar matahari.

Para ilmuwan dari India mengurutkan DNA (Deoxyribonucleic Acid), dari sampel tanaman setelah mengumpulkan dan memeriksa bentuknya dibandingkan dengan tanaman lain selama 5 tahun, terdapat lebih dari 100 jenis lumut yang telah diidentifikasi di benua terdingin, Antartika.
 
Tidak hanya temuan spesies lumut baru ini, para ilmuwan juga melihat langsung bukti yang sangat mengkhawatirkan dari perubahan iklim saat selama ekspedisi.

Ada beberapa gletser ditemukan mencair, lapisan es yang dipenuhi celah dan lapisan es yang mencair menjadi sebuah danau air glasial di atas lapisan es.

Antartika semakin menghijau, banyak spesies tanaman beriklim sedang yang sebelumnya tidak dapat bertahan hidup dipermukaan yang beku. Namun faktanya, kini tumbuh subur di semua tempat, hal tersebut menandakan sebuah pergeseran iklim yang harus dikhawatirkan.

Beberapa mikroba pathogen bermunculan saat es mencair akibat pemanasan global. (tim)