Tarian kolosal yang melibatkan 250 penari dari 20 sanggar seni se Kota Banjarbaru. Gita Kinanthi sebagai art director ikut tampil (berdiri paling atas). Foto - Dok. Mediakita.co.id
MEDIAKITA.CO.ID - Tari kolosal dengan konsep Diversity of Banjarbaru yang melibatkan 250 penari lintas genre, berhasil memanjakan mata dan memukau para penonton, Jumat (9/12/22) malam.
Bagi Gita Kinanthi, sang koreografer di balik tarian kolosal tersebut, waktu yang mepet dalam persiapannya, bukanlah menjadi alasan untuk tidak menghadirkan pertunjukan yang memikat hati warga.
"Latihan bersama 250 penari dilakukan dari tanggal 5 hingga 8 Desember, bertempat di Disporabudpar dan GOR Rudy Resnawan. Dan untuk materi koreografinya disiapkan satu minggu sebelum bertemu seluruh penari," kata Gita ketika dihubungi Mediakita.co.id, Sabtu (10/12/22).
Gita Kinanthi sesaat sebelum melesatkan anak panah ke langit. Foto - Dok. Mediakita.co.id
Dalam pertunjukan Diversity of Banjarbaru, Gita Kinanthi dan Yusda Permana didaulat menjadi Art Director. "Ulun (saya, red) sebagai koreografer dibantu 6 pelatih lainnya, dan Yusda bersama OBO Orkestra sebagai penata musik," terang Gita.
Selain sebagai koreografer, Gita juga ikut berperan dalam pertunjukan yang merepresentasikan beragam etnis di Kota Banjarbaru ini. Tampil dengan kostum yang dominan berwarna putih, membawa panah ala zaman jawara, ia diusung oleh banyak orang.
Ditingkahi gerak artistik para penari kolosal dan instrumen OBO Orkestra, Gita menarik busur, lantas menembakkan anak panah ke arah langit.
"Peran ulun (saya, red) sebagai simbolis atau wakil generasi muda. Sedangkan melambungkan (melesatkan) anak panah ke atas langit itu adalah sebagai simbol harapan untuk kebersamaan Banjarbaru dalam perbedaan yang ada. Selalu harmonis sesuai tema Diversity of Banjarbaru. Kita beda, kita satu, kita guyub, harmoni Bajarbaru," ungkap akademisi dari STKIP PGRI Banjarmasin ini.
Menurut Gita, tantangan paling menarik dalam menggarap tari kolosal ini adalah menggabungkan berbagai ragam gerak etnik menjadi satu karya dalam garapan musik baru oleh OBO Orkestra.
"Kami patut berbangga dan berbahagia, karena ini adalah karya tari kolosal pertama yang ada di Kota Idaman, semoga mampu dilanjutkan menjadi ciri khas dalam Banjarbaru Murdjani Festival setiap tahunnya," harapnya. (slm)