Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru menjalankan program layanan Angkutan Pelajar Gratis. Foto - Tim
MEDIAKITA.CO.ID - Panas terik matahari cukup menyengat kulit. Debu jalanan juga turut menambah sensasi hari yang cerah pada Rabu (29/9/21) siang. Antrean angkutan umum yang kini difungsikan sementara sebagai angkutan pelajar gratis (APG), nampak sudah mengular rapi menunggu para pelajar pulang sekolah.
Waktu menunjukkan pukul 11.30 WITA. Para sopir APG nampak bergegas ke mobilnya masing-masing. Walau tak terdengar bunyi lonceng atau bel, namun para santri yang keluar dari ruangan kelas satu per satu bahkan berbondong-bondong, menandakan bahwa jam belajar mengajar di MTs-MA Miftahul Khairiyah, Jalan Mistar Cokrokusumo Kecamatan Cempaka telah berakhir. Para santri dipersilakan dan diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Hiruk pikuk mulai terasa. Arus lalu lintas di depan sekolah berbasis agama ini sempat beberapa kali tersendat. Hal ini disebabkan banyaknya santri atau pelajar yang menyeberangi jalan, masih terpantau ramai lancar.
Para santri pun segera menuju APG dan menaikinya, tak sabar ingin segera pulang ke rumah. Tapi, tak sedikit pula santri yang 'mampir' dulu 'mancucuk pentol' yang dijual salah seorang pedagang di dekat pintu gerbang masuk sekolah.
Ya, hari itu Tim Mediakita.co.id berkesempatan mengikuti personel Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarbaru Bidang Sarana dan Prasarana Transportasi, Seksi Angkutan dan Terminal, melaksanakan giat pengawasan Angkutan Pelajar Gratis yang beroperasi di kawasan Cempaka, Banjarbaru. Giat pengawasan ini rutin mereka laksanakan.
Saat mata lensa kamera yang dibawa Tim Mediakita.co.id mulai 'beraksi' dan mengarah ke para pelajar yang menjadi penumpang APG, beberapa orang diantara mereka, --utamanya perempuan--, nampak tersipu malu sembari menutupi separuh wajahnya dengan kedua telapak tangan. Tapi, tak sedikit pula yang narsis dan terang-terangan minta dijepret, meski sedikit terkesan malu-malu.
Antrean APG yang mengular panjang sebelumnya, secara perlahan mulai memendek. Satu per satu, angkutan pelajar yang menggunakan angkutan pedesaan jenis wagon ini terisi penuh oleh penumpang, tak lama kemudian berangkat mengantarkan mereka pulang. Ada yang menuju ke arah Bangkal, ada juga ke arah kawasan Sungai Besar Banjarbaru. Raut wajah para pelajar nampak senang terpancar, begitu juga para sopir yang ikut senang lantaran melalui program angkutan pelajar gratis ini, perekonomian mereka tetap bisa berputar.
Para santri di MIS Sullamul Khairiyah juga mendapatkan layanan APG. Foto - Tim
Usai dari MTs-MA Miftahul Khairiyah, kami beranjak menuju MIS Sullamul Khairiyah yang letaknya tak jauh dri MTs-MA Miftahul Khairiyah.
MIS Sullamul Khairiyah ini berdiri di tengah-tengah area pemakaman umum. Bangunannya bertingkat dua, permanen, sehingga sangat kontras dengan keadaan di sekelilingnya. Saat jam pulang sekolah, para santri di MIS swasta ini melalui jalan setapak diantara deretan batu nisan, untuk menghampiri APG yang sudah bersiap mengantar mereka pulang.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru, A Yani Makkie melalui Kabid Sarana dan Prasarana Transportasi, Adi Surya Noor menyampaikan bahwa angkutan pelajar gratis di kawasan Cempaka ini dioperasionalkan dengan sistem sewa, bekerja sama dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Banjarbaru.
"Sopir-sopir yang tergabung dalam Organda, armadanya kami sewa Rp130 ribu per hari per armada," terang Adi.
Adi menambahkan, angkutan pelajar gratis yang melayani rute Cempaka, khususnya pelajar di dua sekolah swasta tersebut beroperasi dari hari Senin sampai Kamis dan Sabtu - Minggu.
"Hari Jum'at mereka libur sekolah," kata pria penghobi olahraga sepeda ini.
Meski masih dimasa pandemi Covid-19 lanjut Adi, pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dibidang transportasi massal, tak terkecuali kepada para pelajar.
"Ini merupakan bentuk kepedulian kami kepada pelajar, agar mereka merasa nyaman dan aman saat pergi dan pulang sekolah, termasuk agar perekonomian para sopir tetap berputar," tuntas Adi. (tim)