Pencarian

Guru Diusir Kadisdik Provinsi Kalsel Karena Menegur Merokok


Amalia Wahyuni saat konferensi pers. Foto - Putra

MEDIAKITA.CO.ID - Sikap tegas Amalia Wahyuni, salah seorang guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Banjarbaru tak berhenti diperlihatkannya, usai curhatannya di media sosial pada Senin (2/9/2024) lalu viral.

Diketahui, guru di salah satu sekolah swasta di Banjarbaru itu berkesempatan menyampaikan apa yang ia alami pada awak media, Rabu (4/9/2024).

Dirinya mencoba menuntaskan apa yang terjadi dalam kasus penegurannya terhadap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhammadun.

Saat ditemui, wanita yang biasa disapa Ama itu terus menerus menekankan perihal bagaimana adab Kadisdik Kalsel sehingga bisa merokok serta pakai sandal saat rapat resmi.

"Adab, di mana setiap tempat ada aturan. Saya pun memiliki sisi buruk sisi baik, tapi saat saya membawa sisi buruk maka saya akan menempatkannya di bagian buruk juga," ujar Amalia Wahyuni membuka cerita.

Bahkan katanya, di luar otak pun manusia bisa membedakan mana warung, mana ballroom.
Sebab acara itu diselenggarakan di ballroom salah satu hotel di Banjarmasin, saat kegiatan pun Muhammadun ditegur karena dengan gampangnya merokok di hadapan para peserta yang ada di ruangan ballroom ber-AC tersebut.

"Sebelum ada acara ini semua pejabat pasti sudah pintar membedakan mana warung di mana yang ballroom. Ballroom itu ber-AC full, angin yang keluar angin itu juga yang masuk  ke dalam," sebut dia.

Ama berpandangan bahwa sosok Muhammadun yang baru pertama ia temui tersebut memiliki kepribadian yang tegas dan patut dicontoh. Ia sempat berpandangan seperti itu saat panitia acara memerintahkan agar para peserta tidak memainkan HP di hadapan Kadisdik, yang akan duduk sebagai pemateri pada saat kegiatan itu berlangsung.

Namun katanya, pandangan itu seolah pudar saat melihat Muhammadun memasuki ballroom memakai pakaian dinas namun dengan sandal serta memegang sebatang rokok.

"Saya pikir sekelas Kadisdik Provinsi Kalsel harusnya adabnya dibawa. Saya pun ada sisi jeleknya, tapi saya bisa menempatkan posisi. Namun sekelas kepala dinas masuk ke ruangan memakai sandal dan memegang rokok, saya pikir itu lebih terlihat seperti preman, bukan figur kepala dinas," jelas dia.

Muhammadun yang membawa rokok pun, sambungnya, memasuki mimbar pemateri yang di atasnya telah disediakan asbak rokok oleh panitia. Padahal sudah jelas di dalam ballroom ber-AC tidak diperkenankan merokok.

Beberapa saat duduk di mimbar, Muhammadun kata dia sempat mematikan rokok. Kadisdik itu turun mimbar untuk memberikan materi agar lebih dekat dengan para peserta.

"Setelah berbicara sedikit materi lalu beliau mengambil rokok lagi di kantong, dan pada saat menyalakan saya tergerak untuk menegur beliau," terangnya.

Namun katanya, tak berselang lama bicara, Muhammadun kemudian mengambil kembali sebatang rokok yang ada di kantongnya itu.

"Tapi saat menegur sudah saya lakukan dengan nada halus, saya mengangkat tangan pada saat beliau menyalakan rokok. Saya bilang 'Pak mohon maaf, saya tidak tahan pak mencium asap rokok', dan kondisinya saat itu saya tidak ada menyuruh beliau keluar," sambungnya.

Baru satu kata maaf itu keluar dari mulut Ama, Muhammadun langsung menyela dengan kata "apa", bahkan dengan nada tinggi. 

"Kemudian beliau jawab, kalau ikam kada (kamu tidak) tahan rokok, ikam yang keluar," sambungnya lagi.

Ama yang tak menyangka dengan jawaban itu langsung mengatakan terima kasih dan mengambil tas lalu keluar berjalan menuju pintu ballroom tersebut.

Sebelum melangkah keluar, emosi Ama tak tertahankan lagi usai beberapa saat mendengar kalimat pengusir yang dilontarkan Muhammadun tersebut. 

"Sebelum keluar saya berbalik badan. Emosi saya bilang, 'bapak minta dihargai dengan tidak memainkan HP di ruangan, tapi bapak sendiri tidak menghargai saya sebagai peserta untuk tidak merokok," ujar Ama dengan nada meninggi.

Dan benar dugaanya, beberapa saat setelah kejadian itu, dirinya mengaku mendapatkan telepon dari kepala sekolahnya.

"Bahkan saya tidak ada berucap bapak tidak ada punya adab, namun beliau malah berucap untuk
mencari tahu saya berasal dari sekolah mana," ungkapnya lagi.

Ama saat itu pun diminta pihak sekolah untuk pulang dan tidak melanjutkan kegiatan di hotel tersebut. Tak hanya itu, dirinya juga diminta menghadap ke ruangan kepala sekolah keesokan paginya. (tim)