Google Doodle Ismail Marzuki pada Hari Pahlawan, 10 November 2021. Foto - Google
MEDIAKITA.CO.ID – Hari ini, 10 November 2021 merupakan salah satu momen bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Pada peringatan kali ini, Google ikut merayakannya dengan membuat Doodle salah satu pahlawan sekaligus tokoh nasional, Ismail Marzuki.
Dalam bentuk kartun, salah satu tokoh kebanggaan sekaligus maestro musik Tanah Air itu terlihat berpakaian rapi sambil memegang biola yang ditampilkan dalam laman utama mesin pencari mereka.
Google Doodle hari ini diilustrasikan oleh seniman yang berbasis di Indonesia, Ykha Amelz. Ia membagikan pemikirannya di balik pembuatan Doodle ini. Menurutnya, musik merupakan topik yang menarik dan memiliki peran besar dalam hidup dan pekerjaannya.
"Ditambah juga ketika saya masih remaja saya sering pergi ke Taman Ismail Marzuki dekat rumah saya untuk melihat-lihat toko buku lama, menonton film, melihat planetarium dan lain lain. Tempat ini menyimpan banyak kenangan," katanya dilansir dari keterangan Google, Rabu (10/11/21).
Ykha mengaku, dirinya memang salah satu penggemar berat Ismail Marzuki. Bahkan, saat proses penuangan ide kedalam bentuk gambar, dirinya tak henti-hentinya membayangkan kecintaan Ismail terhadap musik.
"Saya menggambarnya sambil membayangkan kecintaannya pada musik. Percikan yang dia rasakan ketika dia mengalami instrumen baru. Saya menekankan karakter romantisnya dengan memilih biola sebagai instrumennya untuk Doodle ini,” ujarnya.
Ia pun berharap, ketika masyarakat melihat Doodle-nya, secara otomatis salah satu lagu Ismail Marzuki akan terngiang di kepala mereka.
"Dan, teringat akan semangat juang yang dimiliki Ismazil Marzuki untuk musik lokal dan kebebasan berekspresi," tuntasnya.
Tokoh maestro musik di Tanah Air, Ismail Marzuki. Foto - Wikipedia
Bagi banyak generasi terdahulu nama Ismail Marzuki mungkin sudah tidak asing lagi. Ia merupakan tokoh yang lagu-lagu patriotiknya menjadikannya sebagai pahlawan nasional selama gerakan kemerdekaan bangsa.
Ismail Marzuki lahir di Kwitang, Jakarta Pusat, Indonesia pada 11 Mei 1914, ketika wilayah itu berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda.
Meskipun profesi musik tidak umum di komunitas ini, Marzuki tumbuh berlatih hingga lima jam sehari untuk menguasai delapan instrumen: harmonika, mandolin, gitar, ukulele, biola, akordeon, saksofon, dan piano.
Lagu-lagu Marzuki menangkap perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan nada melankolis sekaligus mewakili ketahanan bangsa melalui melodi yang melambung.
Dia mengisi hati orang Indonesia dengan kebanggaan selama bertahun-tahun dengan menyiarkan lagu-lagunya (sembilan di antaranya menjadi lagu kebangsaan) di radio publik.
Pada tahun 1955, Marzuki mengambil alih sebagai pemimpin Orkestra Studio Jakarta yang bergengsi dan menggubah lagu Pemilihan Umum, tema musik pemilihan umum pertama di Indonesia.
Untuk menghormati kontribusi budayanya, pemerintah Indonesia menobatkan Marzuki sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2004.
Hari ini, pengunjung bisa menyelami lebih dalam perjalanan hidup Marzuki di TIM. Di sana, beragam koleksi pribadi miliknya dipampang, diantaranya lirik lagu yang ditulis tangan serta beberapa dari banyak instrumennya. (tim)