Salah satu adegan dalam fashion drama musical harmonious victory. Foto - Tim
MEDIAKITA.CO.ID – Fashion drama musikal bertajuk "Harmonious Victory" berhasil memukau ratusan pengunjung yang menghadiri pembukaan Banjarbaru Murdjani Festival 2024, Jumat (6/12/2024) malam. Namun, di balik kilauan kolaborasi dan kostum yang memikat, sejumlah persoalan teknis dan esensi dari kegiatan ini menuai perhatian kritis.
Sutradara sekaligus penulis naskah, Arif Fadillah, berkolaborasi dengan 50 komunitas pemuda lokal Banjarbaru untuk memerankan adegan-adegan yang mencerminkan kehidupan masyarakat kota berjuluk "Idaman" ini.
“Kami ingin mereka bangga menjadi orang Banjarbaru,” ujar Arif.
Meski mengusung konsep kerja sama, pelaksanaan acara ini rupanya masih jauh dari kata sempurna. Salah satu pemain, Yoga, mengungkapkan bahwa kendala teknis yang muncul saat pertunjukan sempat memengaruhi performa mereka.
“Sempat mau nge-down sih, tapi kami coba tetap fokus. Sayang kalau enggak total setelah latihan keras,” katanya.
Ratusan penonton menyemut di sekitaran panggung utama untuk menyaksikan fashion drama musical. Foto -- Tim
Namun disisi lain, Yoga mengaku sangat senang bisa terlibat di dalamnya. Hal ini menurutnya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri baginya karena bisa tampil di hadapan warga kota Idaman. Terlebih, Ia didapuk sebagai salah satu pemeran utama di pementasan ini.
"Lebih membanggakan lagi penampilan ini sifatnya kolaborasi, yang mana diisi juga oleh kawan-kawan teater penggiat seni kampus dan para pelajar di Kota Banjarbaru," ujar Yoga.
Hal serupa disoroti oleh pengunjung, Dayat, yang mengkritisi kualitas sound system dan pencahayaan. Menurutnya, kedua elemen ini kurang maksimal sehingga mengurangi pengalaman menonton. “Sound-nya kecil, lampunya kurang terang. Kasihan yang tampil sudah dandan bagus-bagus,” ujar Dayat.
Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah pesan “kemenangan harmonis” benar-benar tercapai jika hal-hal mendasar seperti teknis dan kenyamanan penonton justru terabaikan? Selain itu, kegiatan ini mengundang pertanyaan tentang sejauh mana dampak nyata yang ditinggalkan bagi komunitas pemuda yang terlibat, atau apakah hanya menjadi seremonial semata.
Drama musikal yang semestinya menjadi ajang merayakan keberagaman dan kerja sama, tampaknya masih menyisakan pekerjaan rumah besar bagi penyelenggara Banjarbaru Murdjani Festival untuk tahun mendatang. (tim)