Pencarian

Heboh Rumah Ambruk di Gatot Subroto, Doktor Lulusan Jepang Beberkan Fakta Menarik

Puing-puing bangunan tampak berserakan tepat di depan bangunan yang ambruk. Foto - Hans

MEDIAKITA.CO.ID – Doktor Lulusan Saga University asal negeri Matahari Terbit membeberkan sejumlah faktor penyebab ambruknya rumah mewah yang berada di kawasan Gatot Subroto, Kota Banjarmasin.

Menurut hematnya, ada enam faktor yang mengakibatkan konstruksi senilai miliaran rupiah itu roboh. Mulai dari kesalahan desain konstruksi, kegagalan konstruksi dalam menahan beban, kelebihan beban konstruksi yang dipersyaratkan dan daya dukung tanah lemah sehingga terjadi pergeseran.

Lalu, peran faktor alam juga tak dapat ditampik seperti bencana gempa bumi atau pergerakan tanah, tanah longsor maupun banjir, serta aktivitas konstruksi aktif atau pasif di lingkungan sekitar.

Dari tayangan video detik-detik amblasnya bangunan itu, Akbar Rahman, Ph.D., juga menyimpulkan beberapa fakta yang dapat dicermati. Misalnya, kata Dia, bangunan sudah berusia lebih dari 15 tahun, suara patahan yang terdengar juga membuktikan bahwa adanya aktivitas kegagalan konstruksi dalam sepekan terakhir.

Selain itu, jika dilihat dengan seksama konstruksi utama bangunan tersebut menggunakan rangka kayu. Ditambah lagi, kegagalan struktur juga terjadi pada sisi atau bagian dinding hunian itu.

“Berdasarkan fakta tadi, berarti konstruksi pondasi terjadi patahan pada bagian sunduk kayu ulin. Sunduk ini sangat berperan menghubungkan beban dari tiang ke pancangan galam, sementara itu dimensi sunduk ulin ini cukup kecil sekitar 5/10 panjang 50 cm,” katanya kepada Jurnalis Mediakita.co.id, Selasa (23/11/21).

Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Akbar Rahman. Foto - Istimewa

Rata-rata, kata Dia, memang kini dimensi sunduk ulin yang digunakan sebagai konstruksi utama ukurannya kian mengecil. Pasalnya, keberadaan jenis pohon asli Indonesia yang digolongkan ke dalam suku Lauraceae itu sudah sangat sulit untuk dijumpai.

Padahal, jika termakan usia, daya tahan konstruksi utama bangunan dapat dipastikan semakin menurun. Apalagi, meningkatkan beragam aktivitas serta penambahan ornamentasi akan kian menambah beban yang harus ditanggung.

Sebab itu, Akbar menyarankan kepada pemilik bangunan yang sudah berusia belasan tahun agar segera melakukan renovasi dan memperkuat struktur bangunan.

“Tanda-tanda bangunan yang rentan ambruk bisa dilihat secara kasat mata: adanya keretakan pada bagian dinding; lantai miring ke salah satu sisi ruangan; adanya suara atau bunyi yang tidak biasa,” tutur Ketua Arsitek Peduli Banua ini.

Dilain sisi, juga menekankan kepada pemerintah agar lebih cermat memperhatikan usulan desain bangunan dalam setiap proses pembuatan Izin Mendirikan Bangungan (IMB) atau kini acap disebut Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

Terlebih lagi, kini pemerintah mewajibkan setiap pembangunan ditangani langsung oleh ahlinya, baik arsitek maupun insinyur yang telah mengantongi sertifikasi.

Hal itu sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja; Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

“Apalagi saat ini sesuai Arsitek perencana juga wajib mengetahui karakter lokal di Banjarmasin dalam merancang harus membuat pondasi yang cocok di lahan basah (gambut),” tandasnya.

Sebelumnya diketahui, rekaman amatir berdurasi sekitar 34 detik viral di linimasa beberapa media sosial. Dalam tayangan itu, terlihat jelas detik-detik sebelum hunian mewah bertingkat dua dengan ukuran 20x15 tersebut ambruk.

Suara patahan hingga pecahan kaca terdengar jelas dengan iringan teriakan keras seorang perempuan yang berada di sekitar lokasi tersebut.

“Ya Allah, Ya Allah,” teriak histeris perempuan dalam video tersebut.

Dari informasi yang berhasil dihimpun Mediakita.co.id, insiden robohnya rumah berwarna oranye itu terjadi di Jalan Rama, Gatot Subroto VII, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin. (hns)