Pencarian

Hindari 'Baper', Kumpulan Motor Tua Prioritaskan Anggota Laki-Laki; Klaim 90 Persen Cinta Damai


Komunitas Motor Tua (KMT) saat touring ke Kotabaru. Foto - Istimewa

MEDIAKITA.CO.ID - Berawal dari kecintaan terhadap sepeda motor klasik (tua) dan kerap touring bersama, sekumpulan rider muda dari Kota Banjarbaru dan Martapura, Kalimantan Selatan, akhirnya sepakat membentuk sebuah komunitas yang diberi nama Kumpulan Motor Tua (KMT).

Berdiri sejak 2021 lalu, KMT yang beranggotakan 16 orang (anggota tetap) ini juga kerap mengadakan kopi darat (Kopdar) dan berkeliling kota menggunakan 'kuda besinya' seperti Honda Astrea, C70 , RX 100, hingga Yamaha V80. Terjauh, mereka bahkan pernah touring hingga ke Kalimantan Timur.

Ketua KMT, Rohid Rozan mengatakan bahwa saat melakukan touring itu, banyak hal berkesan yang mereka temui di perjalanan, salah satunya saat mereka membantu membuka jalan dan mengawal mobil ambulan.

"Bisa dibilang kami jadi tim emergency dadakan," ujar Rohid kepada Mediakita.co.id, Sabtu (9/7/22).



Tak hanya itu, persoalan mogok hingga kebocoran ban juga sering mereka alami saat touring. Namun berkat kekompakan dan solidaritas yang tinggi, hal tersebut bisa mereka lalui dengan baik.

"Kami menjunjung tinggi solidaritas. Karena tujuan awal dibentuknya komunitas ini adalah untuk menghidupkan kembali jiwa-jiwa klasik anak muda zaman sekarang dan mempererat solidaritas sesama anak motor," terangnya.

Disisi lain, Rohid mengakui bahwa komunitas motor memang kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat karena dianggap arogan dan menjadi 'biang keladi' keonaran. Meski begitu, mereka mengklaim bahwa pencinta motor klasik itu 90 persen cinta damai dan anti kekerasan atau bikin onar.

"Karena setiap orang yang memiliki rasa cinta dengan motor klasik (tua), pasti akan memiliki sikap tersendiri, yaitu ramah kepada semua anak motor dan orang di sekitar," tuturnya.

Disamping itu dalam hal rekrutmen atau penerimaan anggota komunitas baru, Rohid menegaskan bahwa pihaknya lebih memprioritaskan anggota laki-laki ketimbang perempuan. Ia menyebutkan bahwa ada beberapa alasan dibalik hal itu.

"Kalau ada anggota perempuan, ditakutkan bakal banyak masalah karena berawal dari rasa baper-baperan," cetusnya.

Sementara itu, salah satu anggota KMT, Roji Fadillah berharap kedepannya solidaritas antar sesama anggota KMT semakin tinggi dan kuat.

"Walaupun beda rangka (jenis motor) tetap saudara. Saduluran saklawase (saudara selamanya)," tutupnya. (san)