Penulis: DR (Cand). KH. NASRULLAH A.R. S.Pd.I., S.H., M.H.
Faktor internal Proses Konfrensi Wilayah PWNU IX Kal-Sel
MEDIAKITA.CO.ID - Supaya tidak gagal paham dan liar, untuk kali ini maka tulisan saya tentang Konferwil terpaksa agak panjang karena harus menceritakan secara utuh konfrehensif agar tidak bawa perasaan alias baperan, emosional, penuh sahwa sangka yang tidak menunjukan sikap dewasa, arif dan bijaksana, untuk apa agar tidak menjadi citra negatif NU di ruang publik.
Pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 1444 Hijriyah bertepatan dengan 11 Maret 2023 dengan agenda persiapan Konferwil dan hal-hal lain, serta pembagian surat keputusan struktural kepanitiaan yang hasilnya memutuskan acaranya dilaksanakan setelah hari raya Idul Fitri tanggal 11-112-13 dan 14 dan tempat konferwil di pondok pesantren, namun dikarenakan sesuatu dan lain hal maka jadwal berubah.
Kemudian Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provisi Kalimantan Selatan mengundang panitia, yang sudah terbentuk untuk rapat kembali sekaligus acara halal bil halal pada hari Ahad 20 Syawal 1444 Hijriyah atau 21 Mei 2023 Miladiyah di Aula Gedung Da'wah NU Kalimantan Selatan, sehingga hasil rapat memutuskan Konferensi Wilayah dilaksanakan dimulai pada hari Kamis sampai hari Minggu tanggal 8, 9, 10 dan 11 Juni 2023 Miladiyah atau bertepatan dengan 19,20,21 dan 22 Dzulqa'dah 1444 Hijriyah, yang tempat pelaksanaannya di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, pondok pesantren tertua di Kalimantan yang banyak melahirkan ulama besar bahkan pemimpin bangsa diantaranya Kiyai Idham Khalid yang sekarang menjadi Pahlawan Nasional.
Setelah diputuskan sambil menunggu keputusan dari pengurus besar panitia bekerja keras secara marathon, baik penanggung jawab Konferwil maupun steering committee dan organizing committee dengan Job desk yang sudah dibagikan walaupun prinsipnya kerja bersama.
Pucuk cinta ulam pun tiba pengurus besar menyetujui rencana usulan waktu dan tempat yang diajukan oleh pengurus wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan, untuk dilaksanakan Konferwil pengurus wilayah Nahdlatul ulama IX kesembilan.
Organizing Committee yang dikomandoi oleh Berry Nahdiyan Furqon dengan penuh semangat dan bekerja dengan tulus ikhlas mengkoordinir semua koodinator, dimulai koordinator acara, koordinator keamanan, koordinator bidang persidangan, koordinator bidang Ahlul Hali Wal aqdi, koordinator Bahtsul Masail, koordinator tamu undangan, koordinator kesehatan, koordinator konsumsi, koordinator kesekretariat, koordinator akomodasi perlengkapan dan transportasi.
Steering Committee yang dikomandoi oleh Al-Fakir Ilallah Nasrullah. AR karena diberi tanggung jawab seluruh materi juga dikerjakan secara intens dimulai dari Rundown, Tor, tata tertib Konferwil termasuk memuat syarat calon, diantaranya tidak pernah bermasalah hukum seperti disebut namanya disidang Tipikor, draft komisi A yang membahas organisasi, draft komisi B yang membahas program kerja dan draft komisi C yang membahas rekomendasi atau tausyiah, dan ditambah dengan Bahtsul Masail berikut deskripsinya yang poin pembahasannya atau masail yang dirumuskan masalah digitalisasi, kriminalisasi dan persoalan lingkungan.
Rangkaian Konferwil pun dimulai dari hari kamis registrasi berjalan sesuai dengan rundown, puncak event pun dilaksanakan pada malam Jum'at yaitu gema sholawat bersama Habib Zulfikar Basyaiban Al idrisi dan Veve Zulfikar.
Pagi Jum'at diisi dengan acara pembukaan yang luar biasa sakral dan meriah yang dihadiri oleh tokoh dan ulama sepuh se-kalimantan selatan di antaranya Prof. DR. KH. Sabran Affandi Ahli Hadits lulusan Universitas Ummul Quro Mekkah.
Sekitar pukul 14.00 maka Ketua Steering committee dan Organizing Committee, Rais Syuriah, Ketua Tanfidziyah dan utusan PBNU KH. Mukri bersama KH. Salahuddin KH. M. Tamrin bermaksud untuk membuka sidang pleno pertama, dalam rangka pengesahan materi Konferwil tidak ada sidang sama sekali karena steering committee melakukan verifikasi faktual layak tidak Konferwil dilanjutkan jika ada menyebut ada sidang dipastikan orang tersebut ngarang alias asal bunyi.
Sebagai steering committee yang dari pagi Kamis sampai malam sudah menerima laporan kesekretariatan bahwa banyak kekurangan atau pelanggaran secara administrasi mau regulasi dari cabang yang berkaitan dengan mandat ditambah belum adanya pengajuan Ahwa dari cabang, demi kelancaran proses untuk mendapatkan akomodasi tidak mungkin kita menolak dan membiarkan peserta dari cabang terlunta-lunta maka kita beri dispensasi dengan syarat diperbaiki atau dilengkapi.
Menyikapi hal itu saya sebagai steering committee sebelum sidang pleno dimulai memverifikasi mandat dari cabang-cabang, dan meminta untuk mengumpulkan usulan para Kyai yang bakal menjadi anggota Ahwa sampai verifikasi diskor tiga puluh menit usulan pun belum terpenuhi, dan ditambah satu jam juga belum tuntas sontak saja membuat utusan dari PBNU kaget karena seyogyanya mesti satu hari sebelum Konferwil.
Berdasarkan pertimbangan itu dan melalui diskusi disela verifikasi maka PBNU meminta saya untuk menjadwalkan persiapan sidang setelah salat Isya.
Setelah Salat Isya maka dilakukan pertemuan kembali dengan peserta dihadiri oleh PBNU, Rais Syuriah, Ketua Tanfidziyah, Ketua Steering Committee dan Ketua Organizing Committee. Saya sebagai Ketua Steering Committee membuka acara setelah mengabsensi peserta per cabang, dan mempersilakan kepada PBNU untuk memberikan penjelasan dan memutuskan eksistensi Konferwil, lalu kemudian dijelaskan dan diputuskan untuk dihentikan karena cacat procedural, lantaran melanggar aturan perkum hasil Muktamar yang menjadi instrumen organisasi. Maka kami pun baik pengurus wilayah, steering committee dan Organizing Committee Sami'na wa Atho'na dengan PBNU dan ta'at asas, jadi salah besar dan kami sangat tersinggung sekali kalau ini dikatakan permainan apalagi menuding PBNU, sesuai dengan apa yang dikatakan Syaifullah Thamliha.
Lalu siapa yang bertanggung jawab maka jawabannya seluruh pengurus Wilayah Nahdlatul ulama Kalimantan Selatan dan panitia pengarah maupun panitia pelaksana, karena sifatnya kolektif kolegial. Kemudian juga pertanyaan mungkin tersirat dipikiran kita, siapa yang akan melanjutkan konferwil saya akan jawab PBNU sudah memperpanjang SK pengurus wilayah Nahdlatul Kalimantan selatan dengan waktu yang cukup untuk mengevaluasi Pengurus Wilayah, Panitia dan cabang cabang se-Kalimantan Selatan.
Faktor Eksternal Mungkin juga sebab Konferwil Ditunda
Berdasarkan pantauan Panitia banyak pihak-pihak eksternal yang sengaja mempengaruhi peserta agar tidak tertib sehingga tidak fokus dengan acara Konferwil, dan itu terbukti ketika panitia menyiapkan Hotel Minosa Amuntai untuk panitia dan tujuh orang peserta resmi, namun ada saja peserta yang tanazul menginap di Hotel Balqis yang disiapkan oleh bakal calon ketua PWNU.
Juga tidak kalah penting isu money politik juga menerpa di arena Konferwil, dimulai dari rekomendasi berlapis-lapis hingga jika dijumlahkan berdasarkan rekomendasi untuk bakal calon ketua PWNU, maka jumlah PCNU bisa hampir 45 Pengurus Cabang se-Kalimantan Selatan, ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi kami, dan akan segera kami lakukan investigasi secara serius agar kedepan marwah NU juga terjaga.
Selajutnya ada isue kepentingan partai politik sarat membayangi dalam Konferwil juga akan menjadi perhatian kami dari pengurus wilayah, supaya terlihat terang agar tidak ada fitnah dan adu domba yang berdampak mengancam ukhuwah sesama warga Nahdliyyin.
Akhirnya penulis mengutip penyair Mesir yang mengungkapkan percuma kita beragama dan percuma berbangsa dan bernegara apalagi berpolitik jika tidak berakhlak.