Pencarian

Jalan Simpang Pengambangan Tak Pernah Diusulkan Untuk Perbaikan


Kerusakan jalan Simpang Pengambangan telah berlangsung selama belasan tahun terakhir. Foto - Hans

MEDIAKITA.CO.ID -  Kerusakan pada Jalan Simpang Pengambangan, Kelurahan Pengambangan, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin rupanya tak pernah masuk dalam usulan perbaikan melalui forum Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang).

Hal itu diketahui saat Jurnalis Mediakita.co.id melakukan konfirmasi kepada Lurah Pengambangan, Aryo Muhaimin.

"Untuk melalui Musrenbang tidak pernah diusulkan," ujarnya saat ditemui Jurnalis Mediakita.co.id di ruang kerjanya, Kamis (18/11/21).

Tak adanya upaya pengusulan itu, kata Aryo, lantaran rencana perbaikan terhadap jalan tersebut sudah diambil alih oleh pihak Pemerintah Kota Banjarmasin serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Karena itu, pihaknya hanya memasukkan permintaan berupa gerobak serta bak sampah yang sebelumnya memang datang dari aspirasi warga setempat.

"Itu sudah diambil alih Pemkot serta Pemprov untuk perbaikan, tahun ini kita memang ada beberapa pengusulan, tapi hanya yang kecil-kecil saja," tuturnya.


Lurah Pengambangan, Aryo Muhaimin. Foto - Hans

Sebagaimana diketahui, akses penghubung pada tiga rukun tetangga (RT), yakni RT 9, RT 10 serta RT 28 itu kondisinya kian hari kian amblas. Tak adanya dinding penghalang atau bangunan siring membuat air Sungai Martapura dengan mudahnya menggerus badan jalan yang sebelumnya berupa aspal tersebut.

Meski terus-terusan tergenang hampir setinggi mata kaki, warga tetap memilih jalan itu sebagai akses dalam memangkas waktu perjalanan menuju Jalan Veteran. Insiden atau kecelakaan kecil pun acap kali menimpa mereka.

“Sudah sangat sering saya jatuh di sini. Apalagi sambil bawa gerobak jadi berat ketika harus melintasi jalan yang terus tergenang. Walau penuh risiko, saya tetap harus lewat sini,” keluh Jumiati saat dijumpai Jurnalis Mediakita.co.id beberapa waktu lalu.

Wanita berusia 43 tahun itu menyebutkan rusaknya jalan tersebut sudah terjadi berlarut-larut, setidaknya dalam lima belas tahun terakhir.

Kondisi pun makin diperparah saat air pasang, utamanya pagi dan malam hari. Saat itu, warga yang hendak melintas perlu ekstra hati-hati, sebab jika salah memijak bukan tak mungkin tubuh justru tercebur ke Sungai Martapura.

“Memang ada jalan lain cuma itu perlu waktu 30 menit. Kalau lewat sini 5 menit sudah sampai ke rumah,” tutur wanita yang berprofesi sebagai pedagang sayur keliling ini. (hns)