Pencarian

Karomah Habib Cikini, Makam Tak Bisa Dipindah Hingga Muncul Sumber Mata Air

Karomah Habib Cikini, Makam Tak Bisa Dipindah Hingga Muncul Sumber Mata Air. Foto - Istimewa

MEDIAKITA.CO.ID - Tak hanya sekadar wara-wiri ria, sejumlah awak media dari Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan lebih memilih memanfaatkan momentum kunjungan ke Jakarta dengan mengunjungi makam-makam habib masyhur di kawasan ibukota tersebut.

Salah satu kawasan religi yang didatangi yakni makam Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsy atau yang akrab dikenal Habib Cikini. Makam itu berada di Jalan  KH. Wahid Hasyim No.73-75 RT.1, Gondangdia, kawasan Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.

Makam Habib Cikini dipilih sebagai salah satu tempat yang dikunjungi lantaran berjarak tak jauh dari tempat penginapan para pewarta asal Bumi Serambi Makkah. Diketahui, untuk sampai ke lokasi tersebut hanya diperlukan waktu sekitar 20 menit dengan menaiki bajaj.

"Dari hotel ke makam biaya yang dibayar hanya Rp30 ribu saja," kata salah satu pewarta, Adi Permana.

Disela-sela kegiatan ziarah itu, Adi membeberkan sekelumit karomah Habib Cikini yang pernah didengarnya. Kala itu, tepatnya pada 2010 silam, kawasan Cikini yang merupakan pemukiman penduduk terpaksa harus digusur imbas proyek pembangunan apartemen.

Tak hanya rumah masyarakat, makam Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsy juga menjadi target penggusuran. Namun di luar nalar, ketika proses pemindahan berlangsung, makam Habib Cikini tak sedikit pun bergerak atau hancur meski ditabrak menggunakan alat berat ekskavator.

"Ada sampai dua berat yang sudah dikerahkan, namun semuanya rusak. Satu meledak, satu lagi patah alat pengeruknya," tuturnya.

Melangkah beberapa meter, Mediakita.co.id juga merajut komunikasi dengan salah seorang warga setempat, Yandi. Ia bercerita saat upaya penggusuran makam, para ahli waris sudah mewanti-wanti agar makam Wali Allah itu jangan diganggu.

Namun, mereka tak menggubris nasihat tersebut dan memilih tetap melakukan penggusuran terhadap makam di kawasan Cikini.

"Pemilik apartemen kukuh tetap melakukan pembongkaran, mungkin karena tidak percaya apa yang sudah disampaikan para ahli waris," ujarnya.

Selain kebal terhadap alat berat, makam Habib Cikini diketahui juga memiliki karomah lain yakni munculnya sumber mata air secara tiba-tiba. Sontak, hal itu membuat masyarakat berbondong-bondong datang untuk mengambil air tersebut, tak terkecuali pihak pengembang yang turut mendengar kabar tersebut.

"Setelah mengambil air dari makam, penyakit lumpuh yang diderita pemilik apartemen itu sembuh. Dia juga dengan segera mendapat hidayah untuk memeluk agama Islam," lanjutnya.

Sumber mata air itu pun kini dijadikan untuk tempat wudhu bagi masyarakat maupun peziarah yang datang ke kawasan makam Habib Cikini.

Semenjak kejadian itu, terang Yandi, makam Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsy beserta istri pertamanya, Syarifah Roqayah dan sang cucu tak pernah dipindah. Bahkan, di kawasan itu langsung didirikan makam beserta fasilitas pendukung lainnya.

"Alhamdulillah dari peristiwa itu makam semakin bagus dan indah, para peziarah juga sangat nyaman dengan fasilitas yang ada," katanya lagi.

Diketahui, Habib Cikini yang wafat pada 1979 silam dimakamkan di atas sebidang tanah di kawasan Cikini yang merupakan hadiah dari Raden Saleh.

Raden tersebut tak lain ialah ipar dari sang habib. Rincinya, Syarifah Ruqayah merupakan adik kandung Raden Saleh yang terkenal sebagai pelukis tiga dimensi.

Adapun istri Habib Cikini diketahui bernama Hj Salmah. Keduanya pun dikaruniai dua orang anak yakni Habib Ali Kwitang dan Habib Abdul Qadir Al Habsy.

Sekadar informasi, rombongan awak media bersama Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Banjar berkesempatan untuk menyambangi ibukota Jakarta.

Dalam agenda itu, mereka juga menyempatkan untuk menyambangi sejumlah instansi seperti Dewan Pers Indonesia dan Diskominfo DKI Jakarta. (fer)