Pencarian

Keren! Karamunting 'Tumbuh Mekar' di Kantor Disporabudpar Banjarbaru


Kepala Disporabudpar Kota Banjarbaru, Ahmad Yani Makkie berfoto bersama tim pembuat mural bertema tumbuhan Karamunting. Foto - Tim

MEDIAKITA.CO.ID - Siapa sangka, tumbuhan Kemunting atau biasa disebut Karamunting oleh masyarakat Banjar, menjadi inspirasi Gusti Muhammad Setya Aryadi Iman untuk membuat karya seni dalam bentuk mural. Karamunting 'tumbuh mekar' di kantor Disporabudpar Kota Banjarbaru!

Mural bertemakan tumbuhan berbahasa latin Rhodomyrtus tomentosa) ini, dituangkan oleh Mika August --sapaan akrabnya-- di dinding Aula Karamunting Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Banjarbaru dibantu tiga orang rekannya, Dave, Bumi, dan Didi.

Mika August mengatakan, perlu waktu selama 2 hari 2 malam untuk menyelesaikan mural Karamunting ini. Per harinya, Ia bersama teman-temannya bekerja dari pukul 16.00 WITA sampai 04.00 WITA keesokan paginya.


Proses pembuatan mural Karamunting yang dilakukan Mika, Dave, Bumi, dan Didi. Foto - Tim

"Alhamdulillah, mural ini bisa kami selesaikan. Senang rasanya bisa memberikan yang terbaik untuk kantor Disporabudpar. Semoga ke depannya kantor pemerintahan bisa seperti Disporabudpar ini," ungkap Mika.

Lebih jauh Mika menyampaikan, ada makna dibalik mural Karamunting yang mereka lukis ini. Salah satunya, yakni tumbuhan Karamunting yang menjadi bagian dari 'sejarah' perkembangan Kota Banjarbaru yang kini semakin menyongsong masa depan dan era modernisasi.

"Kami ingin siapapun yang melihat mural ini, mengingat sejarah dan titik mula Banjarbaru sebagaimana buah karamunting yang merupakan ikon kota Banjarbaru, agar tidak melupakan sejarah perjalanannya saat menjadi kota yang maju," jelas Mika.

"Karena kota yang luar biasa adalah kota yang tak melupakan hal-hal ikonik yang dimilikinya. Seperti Aula Karamunting yang terinspirasi dari tumbuhan Karamunting ini," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Disporabudpar Kota Banjarbaru, Ahmad Yani Makkie mengaku puas serta takjub dengan hasil karya yang dibuat oleh Mika dan teman-temannya. 

"Yang lebih membanggakan lagi, Mika dan kawan-kawan ini merupakan pegawai Disporabudpar sendiri," beber Yani Makkie.

Disisi lain, Yani Makkie menilai, sentuhan, polesan warna serta karakteristik lukisan Mika cs menimbulkan ketenangan dan rasa nyaman bagi siapa pun yang memandangnya, terutama bagi warga Disporabudpar Kota Banjarbaru.

"Siapapun memiliki hak untuk merasa nyaman saat bekerja di Disporabudpar Banjarbaru. Kantor ini harus nyaman bagi siapa pun yang datang bekerja di sini, senyaman rumah kita sendiri,” tuturnya.


Ahmad Yani Makkie nampak menikmati setiap detail polesan mural Karamunting. Foto - Tim

Yani Makkie mengaku sependapat dengan mural bertemakan karamunting ini. Apalagi katanya, buah Karamunting merupakan buah yang sangat ikonik bagi Kota Banjarbaru di masa lalu. 

"Bahkan orang dulu mungkin menyebut Banjarbaru sebagai Hutan Karamunting. Nah, sengaja kita munculkan di sini sebagai memoriable atau pengingat kenangan. Makanya aula ini pun kami beri nama Aula Karamunting," terang Yani Makkie.

Di samping itu tambah Yani Makkie, Karamunting merupakan tanaman yang kaya dengan manfaat. Harapannya, aula yang diberi nama Aula Karamunting ini juga bisa memberi manfaat yang sebesar-besarnya, terutama dalam mendukung kemajuan sektor budaya, pariwisata, pemuda, dan olahraga di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan ini.

"Satu lagi, karamunting sekarang sudah sangat langka di Banjarbaru. Sehingga, eksistensinya perlu kita selamatkan bersama. Salah satu caranya, kita dokumentasikan di aula ini melalui mural," tuturnya.

"Selain tentu, mungkin di bidang lain ada kawan-kawan yang berupaya menjaga habitatnya, serta mencoba memperbanyak tanamannya kembali," tuntasnya.


Tumbuhan karamunting di alam bebas. Foto - Net

Sekadar diketahui, mengutip dari laman Wikipedia, Kemunting adalah tumbuhan berbunga di dalam keluarga Myrtaceae. Tumbuhan ini tumbuh di pesisir, hutan rimba alamiah, mintakat riparian, lahan basah, hutan rimba lembap dan basah, pinggiran rawa, hingga tinggi 2400 m di atas permukaan laut.

Nama-nama daerah di Indonesia untuk tumbuhan ini antara lain: keumiki (Bahasa Aceh), karamunting (Bahasa Banjar dan bahasa-bahasa di Kalimantan secara umumnya, termasuk Sabah dan Sarawak), karamuntiang (Bahasa Minangkabau), kalimuntiong (Riau), harimonting (Bahasa Batak), harendong sabrang (Bahasa Sunda). Khusus di Bangka Belitung, sebutannya kernuduk atau keraduduk. (tim)