
Grup Musik Kintung dari Astambul ikut memeriahkan puncak Hari Jadi Kabupaten Banjar ke 73. Foto MC
MEDIAKITA.CO.ID - Pertunjukan alat musik tradisional Kintung yang dimainkan Grup Kintung asal Desa Bincau Muara, Kecamatan Martapura, dan Desa Kelampaian Ilir Kecamatan Astambul, ikut meramaikan puncak hari jadi Kabupaten Banjar, di Alun Alun Ratu Zalecha Martapura, belum lama tadi.
Pengurus Grup Musik Kintung "Bina Bersama" Bincau Muara, Gusti Jadri (64) cukup senang dilibatkan dalam acara puncak hari jadi tersebut.
"Mungkin karena jarang dilihat hari ini cukup menarik perhatian masyarakat, sehingga banyak yang mengabadikan video dan fotonya. Semoga kedepan pemerintah bisa mempromosikan keberadaan musik Kintung lebih sering," ucapnya.
Gusti Jadri menjelaskan bahwa grup musiknya ini berdiri sekitar tahun 2000. Walaupun tidak banyak yang mengembangkan, grupnya masih eksis hingga sekarang.
"Alat musik tradional kintung biasanya dimainkan pada saat selesai musim tanam atau musim kemarau. Zaman dahulu dipercaya sebagian orang bisa mendatangkan turunnya hujan," tuturnya.
“Dulukan tidak ada irigasi yang mengairi pertanian, jadi seperti minta hujan baik setelah musim tanam atau kemarau. Biasa di mainkan ditengah sawah pada malam hari,” lanjutnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Kintung terbuat dari pohon bambu tebal yang dibuat sedemikian rupa, dari ukuran terkecil sampai ukuran besar. Hasilnya akan menimbulkan bunyi bervariasi layaknya tangga nada.
"Kintung bisa dimainkan sebanyak tujuh orang dan minimal lima orang. Sepertinya yang melestarikan budaya kintung sepengetahan saya hanya ada di Bincau Muara dan Kelampaian Ilir Kecamatan Astambul," tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya mulai mengembangkan dan mewariskan permainan alat musik tersebut kepada generasi muda yang ada di desa.
"Agar tetap lestari dan bertahan jika kami sudah tidak ada lagi. Harapannya anak muda bisa menggantikannya atau melakukan inovasi dengan suara atau nada yang lebih baik lagi,” tuturnya.
Akhmad Raihan, salah satu anggota yang masih duduk di kelas delapan Pesantren Iqdam Ulum Desa Tunggul Irang mengatakan, tertarik bermain kintung. Ia mengaku baru beberapa bulan terakhir mempelajarinya bersama sang kakek.
“Tertarik karena ramai dengan teman - teman, saya belajar sama kakek,” tutupnya.(isr)