Pencarian

Konflik Rusia – Ukraina Masih Berlangsung, Jokowi: Bikin Pusing Semua Negara


Seorang pria bersenjata berdiri di dekat sisa-sisa kendaraan militer Rusia di Bucha, dekat ibu kota Kyiv, Ukraina. Foto - AP Photo

MEDIAKITA.CO.ID – Hampir sebulan berlalu, konflik antara Rusia dan Ukraina tak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Bahkan, kedua belah pihak justru disebut kuat saling meningkatkan intensitas serangan.
Kondisi itu pun tak ayal menjadi fokus perhatian hampir seluruh kepala negara di berbagai belahan dunia, termasuk Presiden RI, Joko Widodo.

Dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (22/3/22) hari ini, Jokowi menyebut setiap konflik atau perang yang terjadi dapat membuat pusing semua negara. Terlebih lagi, ujarnya, konflik terjadi di saat dunia mulai berusaha bangkit dari keterpurukan ekonomi.

Tak hanya itu, ia bilang perang akan memperdalam krisis perekonomian dan meningkatkan ketegangan politik dunia.

"Harga minyak naik, gas naik, bahan baku pupuk naik, dan harga gandum juga naik, inflasi tentu saja juga semakin meningkat," lanjutnya.

Jokowi menambahkan rentetan permasalahan tersebuttentu menjadi tantangan bagi banyak negara. Setiap pihak, termasuk Nusantara, ujarnya, harus menyikapi dan merespon situasi yang terjadi dengan kehatian-hatian.


Presiden RI, Joko Widodo. Foto - Sekretariat Presiden

Selain itu, ia juga meminta adanya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha. Lalu, dengan adanya pengambilan kebijakan yang cepat dan tepat serta implementasi yang efektif, dirinya meyakini masyarakat tak akan menjadi korban dari ketidakpastian global ini.

"Investasi yang menciptakan lapangan kerja harus terus kita tingkatkan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan harus terus diupayakan," tegasnya. 

Sementara itu, melansir dari laman theguardian.com, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mendesak pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"Tanpa pertemuan ini, tidak mungkin sepenuhnya memahami apa yang mereka lakukan untuk menghentikan perang," kata Zelensky.

Disisi lain, Zelensky memastikan Ukraina tidak akan pernah tunduk pada ultimatum dari Rusia. Sebaliknya, ia justru menegaskan kota-kota yang dibombarbir serangan termasuk Ibu Kota Kyiv, Mariupol dan Kharkiv tidak akan menerima pendudukan Rusia. (tim)