
Kabut asap menyelimuti Banjarbaru saat pagi hari. Foto - Isuur
MEDIAKITA.CO.ID - Kualitas udara di Kota Banjarbaru mulai tidak sehat. Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) yang marak terjadi dalam beberapa waktu terakhir, disebut menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Meminjam data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru, kualitas udara di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan ini per 21 Agustus 2023 tadi tercatat masih dalam kategori sedang dengan indikator berwarna biru. Namun saat ini, kualitas udara di Banjarbaru berindikator kuning alias tidak sehat.
Kepala Bidang (Kabid) Penegakan Hukum dan Pengendalian Lingkungan (PHPL) pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru, Shanty Eka Septiani menyampaikan bahwa Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di beberapa titik lokasi di Banjarbaru seperti di RTH Masjid Agung Al-Munawwarah, Jalan Trikora, Kelurahan Guntung Manggis, dan Kecamatan Landasan Ulin menggambarkan kondisi udara yang sudah sangat tidak sehat.
"Kondisi tersebut sudah mulai mengalami penurunan, tidak seperti yang terjadi pada Sabtu (26/8/23) kemarin. Pasalnya, pada hari itu, konsentrasi parameter PM2,5 berada diangka 126, dan HC diangka 108," terang Shanty.
Shanty menjelaskan, material yang terkandung dalam PM2,5 ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, di antaranya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), kanker paru- paru, kardiovaskular, kematian dini, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis.
"PM 2,5 dan HC ini memang sangat berdampak untuk kesehatan manusia. Apabila udara bercampur kabut asap, maka dampaknya cukup signifikan untuk menimbulkan penyakit," ujarnya.
Kemudian untuk angka parameter HC, lanjut Shanty, merupakan dampak dari tingginya aktivitas transportasi, industri, dan pembakaran kayu atau kebakaran hutan. Stasiun pengukur kandungan udara yang berada di tengah kota menunjukkan data pada Minggu (27/08/23) kemarin menunjukkan bahwa tingkat kualitas udara di Banjarbaru sudah berada dalam posisi tidak sehat.
Meski demikian, Shanty menekankan bahwa parameter ISPU ini tidak menggambarkan kondisi udara Banjarbaru secara menyeluruh.
"Bukan tidak mungkin udara di wilayah terjadi Karhutla seperti Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang, kualitas udaranya masuk dalam kategori merah, alias sangat tidak sehat," pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Arifin tak menampik bahwa kualitas udara di sebagian wilayah Kota Banjarbaru sedang mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya adalah Karhutla.
"Untuk itu saya mengimbau masyarakat menggunakan masker, kurangi aktivitas ketika masih kabut asap, perbanyak minum air putih serta mengkonsumsi vitamin," sarannya. (isr)