Pencarian

Limbah Masker Ancam Keselamatan Satwa Liar

Cakar Peregrine Falcon terlilit masker medis yang sudah dibuang. Foto - Steve Shipley Photography

MEDIAKITA.CO.ID – Pada situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, masker medis menjadi pilihan utama untuk mencegah penularan virus secara droplet.

Meski dinilai efektif dalam mencegah penyebaran virus, nyatanya limbah dari masker sekali pakai tersebut mengancam keselamatan lingkungan. Tumpukan sampah masker terbukti membahayakan satwa liar di alam bebas.

“Ketika masker wajah dibuang, benda tersebut dapat merusak lingkungan dan hewan yang juga hidup di bumi,” demikian ungkap Ashley Fruno dari kelompok hak asasi hewan, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) dilansir Mediakita.co.id dari CNA.

Sejumlah kejadian menunjukkan bahwa masker menimbulkan masalah bagi fauna. Di Malaysia misalnya, monyet kecil terlihat sedang mengunyah tali masker yang sudah menjadi sampah. Hal itu berpotensi membuat monyet berpotensi tersedak.

Selanjutnya, seekor burung Camar di Inggris tidak bisa bergerak selama sepekan akibat kakinya tersangkut di tali masker medis. Tali tersebut telah mengencang di sekitar kaki burung hingga membuat persendiannya bengkak dan sakit.

Di Brasil, seorang konservasionis menemukan masker di dalam perut penguin yang sudah mati. Selain itu, ada pula ikan buntal yang mati di lepas pantai Miami karena terperangkap masker. 

Monyet Makaka terlihat mengunyah tali masker bekas sekali pakai. Foto - Phys

Kondisi tak jauh berbeda juga terjadi di Prancis, aktivis lingkungan menemukan seekor kepiting mati karena terjerat masker di laguna air asin dekat Mediterania.

Melihat fakta-fakta tersebut, bahaya serupa juga berkemungkinan besar mengancam kehidupan biota laut di berbagai belahan dunia.

Menurut data kelompok lingkungan OceansAsia, Diperkirakan sebanyak 52 miliar masker diproduksi secara global pada tahun lalu dan sekitar 1,5 miliar di antaranya mencemari lautan dunia. Selain itu, limbah dari pandemi dikatakan telah menyumbang 6.200 ton sampah tambahan yang mencemari laut.

Kepala ilmuwan Ocean Conservacy George Leonard mengatakan selain masker, keberadaan limbah sarung tangan juga sangat bermasalah bagi makhluk laut.

“Sarung tangan bisa disalah artikan oleh hewan seperti penyu sebagai makanannya. Kebanyakan masker memiliki tali untuk dikaitkan ke telinga manusia. Tapi itu juga menjadi bahaya bagi ikan, penyu dan burung laut karena bisa mengikat," kata Leonard kepada South China Morning Post.

Secara kompak, para pegiat lingkungan mendesak masyarakat dunia agar membuang masker secara benar. Di mana tali masker terlebih dahulu dipotong guna mengurangi risiko hewan terjerat.

OceansAsia juga meminta pejabat negara menjatuhi sanksi denda pada orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Selain itu, penggunaan masker yang bisa dicuci juga terus dikampanyekan agar dapat mengurangi limbah masker sekali pakai. (tim)