Pencarian

Makam Massal Jumat Kelabu Mulai Terlupakan

Makam massal Jumat Kelabu 23 Mei 1997 mulai sepi dari peziarah. Foto - Hans

MEDIAKITA.CO.ID – Makam massal tragedi Jumat Kelabu 23 Mei 1997 tampaknya mulai terlupakan. Bagaimana tidak, para peziarah yang datang dalam setiap tahunnya kian menyusut dan jumlahnya dapat dihitung dengan jari.

Seiring itu, patok-patok nisan juga banyak yang hilang dan hanya menyisakan beberapa sebagai tanda, bahwa lahan berukuran 26x4 meter itu merupakan tempat dikuburkannya ratusan mayat korban peristiwa kelam yang terjadi pada 24 tahun silam.

Tak kalah memprihatinkan, patok berbahan kayu setinggi 60 sentimeter yang berdiri tepat di sisi makam dengan bertuliskan “Makam Masal Jumat Kelabu 23 Mei 1997” warna catnya juga sudah memudar.

“Sudah jarang yang berkunjung ke sini. Kalau Minggu, 23 Mei 2021 kemarin tidak banyak juga yang datang,” ucap 

seorang penjaga makam, Samuji saat ditemui Jurnalis Mediakita.co.id, pada Jum’at (28/5/21) kemarin.

Menurut Samuji, kini hanya tersisa beberapa peziarah yang masih setia berkunjung ke pemakaman yang berada di Jalan Ahmad Yani Kilometer 22, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru tersebut. Sementara sebagain besar lainnya, memutuskan untuk mulai jarang datang berziarah lantaran tak sanggup untuk kembali mengingat memori kelam yang turut mengakibatkan anggota keluarga mereka menjadi korban.

“Beberapa keluarga mengaku kembali teringat peristiwa dulu, ketika mereka datang ke sini. Karena itu, mereka sudah mulai jarang untuk berziarah,” beber lelaki kelahiran Ngawi, Madiun ini.

Meski sepi peziarah, Ayah tiga anak itu mengatakan tetap melakukan perawatan dan pemeliharaan rutin, khususnya membersihkan rumput-rumput yang sudah mulai meninggi. Selain itu, sejumlah tanaman hias juga ditanam di sekitar lokasi pemakaman.

“Kemarin saya tanami tumbuhan, biar tetap kelihatan asri dan indah,” ujarnya.

Dalam menjaga kerapian makam, dia bekerja bersama dua rekan lainnya setiap hari sejak pukul 08.00 hingga 17.00 WITA. Bahkan, tak jarang pula mereka tidak pulang ke rumah dan memutuskan untuk menginap di sekitar area pemakaman.

Dia mengaku bersyukur selama merawat kuburan ini tak pernah menemui kejadian aneh maupun hal-hal yang kuat kaitannya dengan mistis.

“Ibaratnya untuk hal yang mengganggu tidak ada, meskipun tidur di sini. Kalau kita mikirnya simple saja, kalau yang merawat diganggu kan otomatis tidak berani lagi,” terang Samuji.

Sekadar mengingatkan, 24 tahun silam, tepatnya 23 Mei 1997 terjadi peristiwa kerusuhan massal yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia.

Salah seorang penjaga makam, Samuji. Foto - Hans

Beberapa tempat ibadah, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan hingga puluhan rumah penduduk dirusak dan kemudian dibakar.

Data korban jiwa dan kerugian materil hingga kini masih simpang siur, berdasarkan data tim pencari fakta Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) tercatat ada 123 orang tewas, 118 orang luka, serta 179 lainnya dinyatakan hilang.

Berikutnya, dari sisi materil kerusakan dan pembakaran terjadi terhadap 5 gereja, kelenteng, 7 pusat perbelanjaan, apotek, kantor DPD I Golkar Kalsel, kantor Depdikbud, kantor Depkes, gedung PLN, gedung PDAM, kantor Pegadaian, 3 gedung bank, 4 sekolah, 10 unit mobil hingga puluhan rumah penduduk setempat tak luput dari amukan massa.

Sementara Komnas HAM melaporkan ada 199 orang yang hilang, dan 2 di antaranya berhasil ditemukan. Dari jumlah korban yang tewas, sebagian besar adalah mereka yang sama sekali tidak terlibat konflik. Mereka ditemukan mati hangus karena terjebak di gedung-gedung yang dibakar oleh massa.

Dari kerugian material, ratusan rumah, toko, gedung, dan bangunan lain, hancur luluh lantak. Yang hancur lebur termasuk gedung PLN Cabang Banjarmasin, Kantor Kanwil Depsos Kalsel, Kantor PDAM Banjarmasin, Kantor Pegadaian Banjarmasin, BDN, BRI, Bank Lippo, Bank Danamon, Bank Utama, BDNI, enam restoran, dua bioskop, tiga hotel (Hotel Kalimantan, Hotel Banjarmasin, Hotel Barito Palace).

Selain Plaza Mitra, pusat-pusat pertokoan lain yang dihancurkan serta dijarah ialah Plaza Junjung Buih, Siolatama, Toserba Barata, Plaza Arjuna, Edwin House, Toserba Lima Cahaya, dan pusat perbelanjaan Sudimampir. (hns)