Pencarian

Marak Kecubung "Maut", Polres Banjarbaru ke Tongkrongan


Personel Polres Banjarbaru mendatangi sejumlah tempat yang kerap dijadikan tongkrongan anak-anak muda. Foto - Polres Banjarbaru untuk mediakita.co.id

MEDIAKITA.CO.ID - Maraknya pemberitaan ihwal penyalahgunaan buah kecubung untuk mabuk-mabukan hingga menewaskan 2 orang warga Banjarmasin, mendapat atensi serius dari Kepolisian Resor (Polres) Banjarbaru. 

Patroli ke sejumlah titik keramaian yang kerap dijadikan tongkrongan di Kota Banjarbaru, dilakukan petugas kepolisian pada Rabu (10/7/24) dini hari. 

Kapolres Banjarbaru, AKBP Dody Harza Kusumah mengatakan, patroli itu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tak terjadi di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan ini. 

Termasuk mencegah peredaran dan konsumsi minuman keras oplosan maupun obat-obatan terlarang lainnya. 

"Kami tidak ingin tragedi tersebut terjadi di Kota Banjarbaru, apalagi sampai memakan korban jiwa," tegas Kapolres Banjarbaru, AKBP Dody Harza Kusumah. 

Tak cukup sekadar patroli, Polres Banjarbaru kata AKBP Dody juga melakukan deteksi dini terhadap pasien-pasien yang dirawat di lima rumah sakit di wilayahnya. 

"Sampai saat ini belum ada menerima pasien yang disinyalir mengkonsumsi obat - obatan zenith, buah kecubung, dan miras oplosan," ungkapnya. 

Meski begitu, AKBP Dody mengimbau kepada masyarakat untuk menjauhi tanaman berbahaya itu. Salah satunya melalui sosialisasi edukasi tentang bahaya minuman keras oplosan yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan otak, hilangnya kesadaran, bahkan kematian. 

“Fenomena ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan. Peran serta dari berbagai pihak juga menjadi sangat penting untuk menjauhkan mereka dari bahaya minuman oplosan dan obat-obatan terlarang,” pungkasnya. 

Diketahui, dua orang warga Banjarmasin dikabarkan tewas usai diduga mengkonsumsi buah kecubung. Bahkan puluhan orang lainnya harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum.

“Pasien yang terpengaruh terus bertambah, hingga mencapai 28 orang. Dan dua korban yang meninggal diduga karena overdosis dengan indikasi obat ditambah kecubung,” ujar Kasi Humas dan Informasi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Budi Harmanto. (P.Silitonga).