Ilustrasi panggilan nama Agus. Foto - pixabay/tim
MEDIAKITA.CO.ID - Belakangan ini, nama "Agus" tiba-tiba jadi trending topic di berbagai platform media sosial. Mulai dari Facebook, TikTok, Instagram, hingga grup WhatsApp, nama ini menjadi perbincangan hangat di mana-mana.
Bahkan, ada sebuah meme yang mengaitkan Agus dengan tiga orang villain pada serial anime Naruto. Mengapa bisa begitu dan gimana ceritanya? Ya, karena ternyata Agus-agus ini populer bukan tanpa sebab. Artinya ada latar belakangnya.
Seperti yang diketahui, jagat maya memang sedang heboh dengan berbagai kasus yang melibatkan orang bernama Agus.
Sebut saja, ada "Agus Sedih" yang tersandung kasus donasi, "Agus Buntung" yang juga bikin geger, hingga "Agus Teh Es" yang viral karena ngatain penjual teh es.
Kalau itu belum cukup, coba searching aja Google, berita mengejutkan lainnya menambah panjang daftar. Seperti, Agus yang bikin garasi sampai menyerobot jalan umum, Agus yang diduga membakar kantor pajak, hingga Agus yang menikam istrinya yang sedang live Facebook. Serem? Iya. Tapi juga bikin geleng-geleng kepala.
Di tengah kegaduhan ini, seorang aparat Desa Pasayangan Selatan, Martapura, Agus Dermawan, ikut angkat bicara. Menurutnya, Indonesia sedang menghadapi "krisis Agus berkelakuan baik."
Dengan nada bercanda, dia bilang bahwa semua Agus sekarang harus ekstra hati-hati, karena nama mereka seperti sedang di bawah radar internasional.
“Coba bayangkan, kalau pencopet selain bernama Agus tertangkap, orang-orang mungkin biasa aja. Tapi kalau dia bernama Agus, langsung viral dan dianggap buronan FBI,” ujar Agus, sambil tertawa ngakak.
Ia juga punya pesan khusus untuk para Agus di mana pun mereka berada. “Kawan-kawan yang namanya Agus, tolong jaga nama baik kita. Dunia maya ini emang agak laen, dan enggak segan-segan bikin kita trending lagi kalau ada yang aneh-aneh,” selorohnya.
Bagi Agus Dermawan sendiri, fenomena "Agus" juga berimbas pada kehidupan pribadinya. Meskipun begitu, ia tetap memaknainya secara humoris.
Misalnya, di tempat kerja, namanya jadi bahan candaan rekan kerja. Di grup WhatsApp, ia juga tak luput dari keusilan teman-temannya. Bahkan istrinya sendiri ikut menggoda ketika ia pulang kerja.
“Agus enggak sedih, kan, di kantor tadi?” katanya sambil nyengir.
Fenomena ini juga menimbulkan rivalitas unik. Setelah bertahun-tahun nama "Budi" jadi primadona di buku pelajaran sekolah sejak bertahun-tahun silam, kini Agus mencuri perhatian, meski lewat jalan yang agak laen, katakanlah, menyimpang.
“Kayaknya ini karma buat Budi deh. Selama ini dia eksis di soal-soal sekolah tanpa perlawanan, sekarang Agus datang mengguncang. Tapi ya, tolong jangan stigmakan nama kami seenaknya,” ujar Agus Dermawan lagi, menutup obrolan dengan canda dan tawa.
Namun, tidak semua Agus menanggapi fenomena ini dengan tawa. Seorang Guru Agama Islam di salah satu SMA Negeri di Kalimantan Timur, Agus Fahriadi, justru mengingatkan masyarakat agar lebih bijak. Menurutnya, tidak semua orang yang memiliki nama Agus berperilaku buruk.
“Dalam bahasa Banjar, ada pepatah; kada sabarataan buah itu bapira, ada haja baiknya. Artinya, tidak semua Agus itu jelek. Yang viral ini cuma oknum, dan mereka tidak mewakili semua Agus di dunia,” ketika dihubungi Mediakita.co.id, Jum'at (13/12/2024).
Pada akhirnya, nama hanyalah identitas, tapi perilaku kitalah yang akan membawanya, baik atau buruk. Kalau menurut William Shakespeare dalam drama Romeo and Juliet, "Apalah arti sebuah nama?"
Jadi, buat kamu yang bernama Agus, yuk tetap jaga nama baik. Siapa tahu besok giliran nama Madan, yang menjadi trending topic! Misalnya. (slm)