Paman Birin Hadiri Aruh Kuin Ma’aturi Dahar. Foto - Adpim
MEDIAKITA.CO.ID – Gubernur Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor menghadiri acara Aruh Kuin Ma’aturi Dahar, sekaligus peringatan Haul Sultan Suriansyah, Khatib Dayyan, Patih Masih, serta prosesi Jamasan dan Selamatan Pusaka Kerajaan Banjar di Komplek Pemakaman Sultan Suriansyah Kuin, Banjarmasin,beberapa waktu lalu.
Dalam sambutannya yang disampaikan oleh Staf Ahli Adi Santoso, Paman Birin mengatakan bahwa tradisi Ma’aturi Dahar bukan hanya sekadar sebuah ritual tahunan, tetapi merupakan sebuah bentuk penghormatan mendalam terhadap sejarah dan leluhur Kesultanan Banjar yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi.
“Tradisi Ma’aturi Dahar atau pembersihan dan penyelamatan pusaka-pusaka Kesultanan Banjar bukan hanya sebuah ritual yang rutin kita gelar setiap tahun. Tapi ini juga bentuk penghormatan kita kepada sejarah dan leluhur. Pusaka-pusaka ini bukan sekadar benda, melainkan simbol dari kekuatan, kebesaran, dan kejayaan Kesultanan Banjar yang menjadi cerminan identitas kita sebagai masyarakat Banjar,” ujarnya panjang lebar.
Paman Birin juga menambahkan bahwa Ma’aturi Dahar memiliki makna mendalam sebagai wujud syukur kepada Allah SWT, dan sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kebersamaan di tengah masyarakat yang semakin berkembang.
“Ma’aturi Dahar juga mencerminkan rasa syukur kita atas rahmat dan anugerah dari Allah SWT, serta permohonan perlindungan bagi Banua kita ini,” tambahnya.
Selain melaksanakan Ma’aturi Dahar, acara ini juga memperingati haul para Raja dan Sultan Banjar, termasuk Sultan Suriansyah, Sultan Adam, dan Khatib Dayyan, serta Patih Masih (Pangeran Djaga Baya) yang dikenal sebagai pahlawan dan ulama besar dalam sejarah Kesultanan Banjar.
Menurut Paman Birin Haul ini bukan hanya sebagai penghormatan kepada mereka, tetapi juga sebagai refleksi atas kontribusi besar mereka dalam membangun Banua.
“Haul adalah momen penting untuk mengenang jasa-jasa para pemimpin terdahulu yang telah memberikan kontribusi besar bagi Banua tercinta kita. Para Sultan Banjar, seperti Sultan Suriansyah dan Sultan Adam, tidak hanya diingat sebagai pemimpin politik, tetapi juga sebagai tokoh agama dan penjaga moralitas masyarakat,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Paman Birin juga mengenang peran Syekh Khatib Dayyan, seorang ulama besar yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Kalimantan.
Paman Birin pun menekankan bahwa ketokohan Syekh Khatib Dayyan sebagai ulama yang dihormati, menjadi inspirasi bagi masyarakat Banjar untuk terus meneladani perjuangannya dalam menegakkan syariat Islam.
“Kita juga memperingati haul Syekh Khatib Dayyan, seorang ulama besar yang banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan Islam di Kalimantan. Beliau adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai keislaman kepada masyarakat Banjar,” tukasnya.
Selain itu tambahnya, Patih Masih juga dikenang sebagai panglima perang yang sangat dihormati dalam sejarah Banjar. Keberaniannya dalam mempertahankan Banua dari ancaman luar menjadi teladan bagi masyarakat untuk terus menjaga kedaulatan dan persatuan.
Sementara itu, Syarifudin Nur, SE., salah satu juriatnya atau abah Sultan yang sekaligus Ketua Yayasan Restu Sultan Suriansyah mengatakan, penting bagi generasi untuk tahu dan melestarikan adat budaya Banjar.
Menurutnya, anak muda memiliki peran penting dalam merawat sejarah dengan tidak terjebak dari budaya-budaya luar.
“Melalui acara ini kita berharap, seluruh elemen masyarakat bahu membahu merawat dan melestarikan adat budaya yang diwariskan nenek moyang kepada kita. Kalau bukan kita siapa lagi.,” tutupnya.
Acara Aruh Kuin Ma’aturi Dahar dan Haul tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, organisasi Laung Kuning, serta warga setempat, yang turut serta diawali dengan istighosah, doa bersama, bertawasul hingga memandikan wasih (pusaka). (tim/Adv).