
Suasana PPDB di SMKN 2 Banjarbaru, banyak orang tua memanfaatkan fasilitas yang disediakan sekolah dalam upload data. Foto - Ibnu
MEDIAKITA.CO.ID - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMA/SMA sederajat telah dimulai sejak tanggal 3 sampai 5 Juli 2023 ini. Jika SMA menggunakan sistem zonasi untuk PPDB, maka SMK tidak memakai sistem tersebut.
Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Syamsuri mengatakan bahwa sistem zonasi ini tidak digunakan lantaran SMK banyak memiliki jurusan.
"Untuk SMK tidak ada mengenal zonasi," katanya, Selasa (4/7/223).
Dituturkan Syamsuri, SMK memiliki jurusan sangat banyak. Sedikitnya, ada 50 jurusan untuk SMK, sehingga zonasi tidak bisa diberlakukan.
"Walau tidak zonasi, calon peserta didik tetap harus mengikuti seleksi," tuturnya.
Disamping itu, pendaftaran PPDB SMK terdiri dari 3 jalur penerimaan, yakni reguler, afirmasi, dan prestasi.
"Untuk afirmasi koutanya 15 persen dari kouta keseluruhan," bebernya.
Hingga saat ini, PPDB untuk SMK sedang berlangsung. Seperti di SMKN 2 Banjarbaru, nampak calon peserta didik dan orang tuanya berduyun-duyun datang ke sekolah untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut.
Wakasek Kesiswaan SMKN 2 Banjarbaru, Rizky mengatakan bahwa SMKN 2 Banjarbaru menyiapkan 12 rombongan belajar reguler dan 1 kelas industri. Dihari kedua PPDB di SMKN 2 Banjarbaru, calon peserta didik banyak meminati jurusan Otomotif dan Teknik Jaringan Komputer (TKJ)
"Ada 6 jurusan di SMKN 2 Banjarbaru," sebutnya.
Dari 13 rombel terdiri 32 orang per kelas, sehingga SMKM 2 Banjarbaru pada PPDB tahun 2023 bakal menerima sekitar kurang lebih 416 orang.
"Sekarang sudah 70 persen pendaftar," sebutnya.
Disinggung terkait banyaknya orang tua peserta didik yang hadir ke sekolah padahal seharusnya PPDB bisa dilakukan secara online, Rizky menyebutkan bahwa hal tersebut karena banyak orang tua yang merasa takut saat mendaftarkan anaknya melalui online, sehingga membutuhkan bantuan pihak sekolah.
"Banyak orang tua calon siswa yang ragu upload data secara online, sehingga orang tua banyak yang datang ke sekolah, karena satu kali daftar takut salah mending ke sekolah," tuntasnya. (ib)
