Pencarian

Profesi Arsitek di Kalsel Masih Minim, Padahal Bayaran Gede Tembus Ratusan Ribu per Jam


Ilustrasi. Seorang arsitek tengah merancang desain bangunan. Foto - Pexels

MEDIAKITA.CO.ID – Arsitek merupakan salah satu profesi yang bergerak di bidang jasa. Secara spesifik, profesi ini selalu berhadapan dengan kegiatan merancang maupun menyusun desain bangunan. 

Umumnya, seorang arsitek dituntut mampu menguasai beragam hal, termasuk memadukan kreativitas dan seni. Karena itu, meski mulai banyak peminat, ahli pada profesi yang satu ini masih sangat minim.

Di Kalimantan Selatan, jebolan arsitek yang bersertifikat jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Padahal, menurut Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM),  Akbar Rahman, Ph.D, pekerjaan arsitek memiliki prospek besar dan bebas ingin mengembangkan karier ke bidang yang lain. Baik di pemerintah maupun swasta, bahkan berkarier di luar bidang arsitek juga punya peluang yang sama besarnya.

Namun, sebelum terjun sebagai arsitek, mahasiswa wajib mengikuti program keprofesian PPAr (Program Profesi Arsitek) selama 1 tahun. Hanya saja, sampai saat ini belum ada satu pun perguruan tinggi di Kalimantan yang menyediakan program tersebut. Tak ayal, kondisi ini menjadi faktor terbesar minimnya jumlah tenaga arsitek profesional.

“PNS biasanya tidak perlu lagi membuat sertifikat arsitek, yang legasinya dikeluarkan oleh asosiasi profesi, saat ini dibawah kewenangan Dewan Arsitek yang berhak mengeluarkan sertifikat Arsitek,” katanya kepada Mediakita.co.id melalui pesan singkat WhatsApp, Sabtu (2/10/21) pagi.

Selain itu, sertifikasi juga akan memberikan perbedaan cukup mencolok antara lulusan aristektur dan arsitek. Seperti diketahui, kebanyakan masyarakat masih memiliki pemahaman bahwa keduanya merupakan hal yang sama.

“Kalau bersertifikat berhak menambah gelar di depan namanya 'Ar' (arsitek). Sedangkan lulusan arsitektur hanya boleh mebambah gelar S.Ars. dibelakang namanya. Ini yang membedakan,” tutur Ketua Arsitek Peduli Banua ini.

Hingga kini, jumlah peminat profesi satu ini terus mengalami trend peningkatan. Berdasarkan data per 2020 lalu, khusus Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memiliki perbandingan 1:4 antara daya tampung dan jumlah calon mahasiswa yang bersaing melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Atau, dari 182 calon mahasiswa, hanya terdapat 49 diantaranya yang berhasil lolos.

Kompetitifnya persaingan ini tak terlepas dari tingginya permintaan terhadap SDM di era 4.0. Apalagi, profesi arsitek tentu memiliki pendapatan yang sangat fantastis. Sehingga, banyak dari kalangan milenial mencoba menjajal bidang tersebut.

“Nilai jasa arsitek sangat tergantung dengan jam terbangnya. Jasa konsultasi untuk tenaga ahli adalah 900 ribu/jam. Dan bisa lebih tinggi lagi,” ujar Akbar Rahman.

Nah, bagi kamu yang tertarik melakoni pekerjaan sebagai aristek, simak sekelumit tips dari Akbar Rahman yang juga Doktor Lulusan Saga University Jepang, sebagai berikut:

1. Kreatif dan Tim Work

Karena pendidikan arsitektur mengajarkan bagaimana mahasiswa bisa kreatif dan tim work, maka mereka mampu bekerja dalam berbagai bidang dan bisa menangkap berbagai peluang dan kesempatan.

2. Punya Bakat Menggambar

Hal penting untuk disiapkan oleh calon mahasiswa dalam pendidikan arsitektur adalah minat dan bakat. Kemampuan dasar menggambar diperlukan, dan yang penting memiliki minat yang kuat sehingga dapat bekerja keras dalam menggapai cita-cita sebagai arsitek dimasa mendatang.

3. Melek Teknologi

Saat ini proses menggambar dalam pendidikan arsitektur telah bermetamorfosis dari manual ke digital, sehingga semua produk karya arsitektur sangat tergantung komputer atau teknologi. Namun tidak perlu khawatir, semua akan didapatkan dalam proses perkuliahan dan itu tidak sulit. (hns)