Ratusan peserta yang mengikuti seminar nasional disalah satu hotel Banjarbaru. Foto–Lulu
MEDIAKITA.CO.ID - Mendorong Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk mengimplementasikan pelayanan program inklusif, Yayasan Cahaya Keluarga Madani menggelar seminar Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Setting Pendidikan Inklusif, di salah satu hotel kenamaan di Banjarbaru, Kamis (29/9/22).
Direktur Madani Edupatner Institute, Hj. Husnul Khatimah, S.P mengungkapkan bahwa sampai saat ini, pihaknya telah mengantarkan 12 MI untuk menjadi Madrasah Inklusif.
Hal tersebut kata Husnul, berkaitan dengan salah satu program pemerintah yakni untuk meningkatkan kapasitas guru dalam pelayanan pendidikan khususnya pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
"Tadinya, MI masih dianggap belum menerima pendidikan inklusif, dan sekarang kami ingin menunjukkan bahwa antara MI dengan sekolah pada umumnya sudah bisa berjalan beriringan," ungkap Husnul.
Kegiatan seminar nasional bertema implementasi Kurikulum merdeka dalam setting pendidikan inklusif. Foto–Sania
Selain itu sambung Husnul, Kementerian Agama (Kemenag) juga mempunyai program inklusi terpusat bernama Gender, Disabilitas dan Sosial Inklusi atau GETSI. Program ini ujarnya, sama dengan program pendidikan inklusi milik dinas pendidikan.
"Semoga MI bisa membuka layanan program inklusi bagi MI yang belum menjalankan karena hal ini juga untuk meningkatkan kompetensi para guru," harapnya.
Sementara itu, salah satu peserta seminar yang juga Kepala Sekolah RA Syafa'atul Islam Banjarbaru, Khairul Umatin Ida Cahya Nirwana mengaku bahwa pihaknya sudah menerapkan program inklusi menggunakan model kelas reguler Pu Out di sekolahnya selama kurang lebih satu tahun terakhir.
"Tentunya selain guru kelas, kami juga ada Guru Pendamping Khusus (GPK) dan setiap 3 bulan sekali kami selalu mengkonsultasikan dengan orang tua," ucapnya.
Disisi lain, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Darul Islamiyah Kota Banjarbaru, Ismet Adriansyah, S.Pd mengatakan bahwa di sekolahnya belum menerapkan program inklusi.
Meski begitu lanjut Ismet, pihaknya akan sesegera mungkin mengupayakan agar program inklusif ini bisa diterapkan pula di sekolahnya.
"Insya Allah, kita akan menerapkan program inklusi di madrasah kita dan menerima siswa ABK. Mudah-mudahan bisa mendapatkan guru pendamping yang profesional dibidangnya,"pungkasnya.
Diketahui, kegiatan seminar ini dibuka langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Banjarbaru, Drs. H.Mahrus, M.M dan dihadiri sekitar 200 peserta dari guru MI, guru Pendidikan Anak Usia Dini (Paud), Praktisi, para orang tua, hingga beberapa dari perguruan tinggi. (san/lu)