Pencarian

Sekelumit Kisah Tentang Penjual Kaset Cakram


Lapak DVD milik Ian yang berada di Jalan Keruing, Banjarbaru. Foto - Salim

MEDIAKITA.CO.ID - Sepi, mungkin kata ini dapat mewakili kondisi pedagang kaset cakram yang masih bertahan di tengah masifnya perkembangan teknologi layanan streaming, seperti Youtube, Netflix, Disney Hotstar, Spotify, dan sejenisnya. 

"Yang rame itu sekitar tahun 2005 hingga 2010'an, dan yang berjualan kaset seperti ini masih banyak," cerita Ian kepada Mediakita di lapaknya, Jalan Keruing, Banjarbaru, Sabtu (18/2/23).

Alasan Ian bersikukuh berdagang kaset DVD di saat kawan-kawannya memutuskan mencari peruntungan di lapangan kerja yang lain, karena ia menyakini tidak semua orang melek teknologi, atau tidak ingin ribet mendownload maupun streaming.

"Mereka-mereka itulah yang sering menukar (membeli)," kata Ian. 

Diakuinya, omset penjualannya saat ini jauh berbeda dengan masa-masa keemasan dulu yang mampu menjual 100 keping lebih. Sekarang, dalam sehari sekitar 30 an keping saja yang terjual.

Melihat keadaan yang demikian, kadang terbersit juga dalam pikiran Ian untuk berhenti berjualan kaset yang telah menjadi sumber nafkahnya bertahun-bertahun. 



Namun, di sisi lain ia juga bingung harus melakoni kerja apa, sebab saat ini ia hanya mengenal 'seluk beluk' penjualan kaset.

"Kalau begawi (bekerja, red) yang lain, mesti memulai lagi, dan hasilnya belum tentu lebih baik dari ini. Syukuri aja," ucap Ian.

Di lapaknya, terdapat berbagai kaset DVD beragam genre, seperti kartun, film, maupun musik, dan untuk  satu keping kaset dipatok harga Rp8 ribu.

Selama bertahun-tahun berjualan kaset, Ian mengaku memiliki pelanggan tetap, di mana ketika ada kaset yang baru rilis, ia menghubungi para pelanggan tersebut, atau mereka memesan terlebih dahulu. Demikian itu, kata Ian, salah satu hal yang membuat usahanya tetap bernafas hingga saat ini.

"Di luar pelanggan tetap itu, yang langsung membeli ke sini dapat dihitung dengan jari," ucap Ian sambil tertawa. (slm)