Pencarian

Siswa SMAN 1 Kandangan, Diajak Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Tingkatkan Kesadaran Bahaya Narkoba


Siswa SMAN 1 Kandangan, Diajak Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Tingkatkan Kesadaran Bahaya Narkoba. Foto - Istimewa

MEDIAKITA.CO.ID - Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2023 yang menunjukkan mayoritas remaja usia 15-24 tahun di Indonesia terlibat penyalahgunaan Narkoba, memantik reaksi dari mahasiswa Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Kelas Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Kelompok 2.

Praktik Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Remaja, Pra Nikah, dan Pra Konsepsi pun mereka lakukan di SMAN 1 Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) sebagai upaya meningkatkan Kesadaran Remaja Akan Bahaya Penyalahgunaan NAPZA, Senin (2/12/2024). 

Di bawah bimbingan Dosen Rubiati Hipni, SST., M.Keb, 8 orang mahasiswa Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Kelompok 2 yang terdiri dari Anisa Maulida, Dina Lutfia Sari, Karlina Betty, Lathifah Rahmini, Nurwiyani, Rahmi, Sylvina Wulansari, dan Zulfina Nadya Kaffi menyampaikan berbagai materi, termasuk pengertian, jenis-jenis, dampak, dan cara penanggulangan NAPZA. 

"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran siswa terhadap bahaya Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), serta memberikan wawasan untuk mencegah penyalahgunaannya," ujar Rubiati Hipni. 

Foto - Istimewa

Dalam kegiatan ini kata Rubiati, para siswa SMAN 1 Kandangan yang terdiri dari 23 siswa dan 2 guru, antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka diajak menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing untuk menyebarkan informasi yang benar tentang bahaya NAPZA.

"Dengan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab, siswa diajak memahami bahaya NAPZA yang dapat merusak kesehatan fisik, mental, dan hubungan sosial," terangnya. 

Tak hanya itu lanjut Rubiati, materi yang disampaikan juga mengupas faktor penyebab penyalahgunaan, baik internal seperti rasa ingin tahu, maupun eksternal seperti tekanan sosial.

"Saat sesi tanya jawab, berbagai pertanyaan diajukan peserta, seperti cara mengatasi kecanduan narkoba, dampak alkohol terhadap risiko kecanduan, hingga perbedaan hukum pada narkotika golongan II dan III," ungkap dosen mata kuliah holistic care ini. 

Jawaban yang diberikan para penyaji menekankan pentingnya pendidikan, dukungan sosial, dan penguatan lingkungan positif sebagai langkah preventif. 

Para siswa tidak hanya mendapatkan wawasan baru, namun juga termotivasi untuk menyebarkan informasi tentang bahaya NAPZA di lingkungan mereka.

"Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi muda yang bebas dari penyalahgunaan NAPZA," tuntasnya. 


Foto - Istimewa

Sebagai penutup, penyelenggara berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkala, melibatkan orang tua dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas narkoba. 

Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan kesehatan untuk membekali remaja dengan informasi dan keterampilan dalam menghadapi tantangan di lingkungan mereka. (tim)