Kabid Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, H Syamsuri. Foto - Ferdi
MEDIAKITA.CO.ID - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kalimantan Selatan diperbolehkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, H Syamsuri kepada Jurnalis Mediakita.co.id pada Senin (22/3/21).
Meski begitu, PTM ini hanya berlaku pada saat jadwal praktik saja.
"Hal tersebut dilakukan karena anak-anak SMK tersebut memerlukan yang namanya keterampilan khusus untuk menunjang nilai," kata Syamsuri.
Syamsuri menambahkan, pelaksanaan praktik dinilai sangat tidak efektif jika hanya dilakukan secara daring atau online. Sebab lanjutnya, lulusan SMK memerlukan keterampilan agar bisa langsung bekerja. Syamsuri juga mengungkapkan bahwa sampai saat ini pembelajaran praktik tatap muka yang telah berjalan tidak ada mengalami hambatan apapun.
"Sejak dimulai dari bulan November hingga sekarang, Alhamdulillah pembelajaran praktik tatap muka tidak ada laporan hambatan," ucapnya.
Hal tersebut menurut Syamsuri, karena setiap sekolah kejuruan yang melaksanakan pembelajaran praktik tatap muka diwajibkan untuk menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.
Ia mencontohkan, dalam melakukan pembelajaran praktik tatap muka jumlah peserta didik harus dibatasi dan wajib mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker.
"Selain itu, ada pengaturan peralatan, misalnya satu siswa satu alat dan jarak antara siswa yang satu dengan yang lain, paling tidak 1 meter," sebutnya.
Sedangkan untuk jangka waktu pembelajaran praktik tatap muka di sekolah kejuruan dibatasi paling tidak dari pukul 08.00 - 10.00 WITA.
"Selanjutnya dari jam 10 sampai 12 siang," imbuhnya.
Lebih jauh Syamsuri menyampaikan bahwa tidak semua SMK dapat melaksanakan pembelajaran praktik tatap muka. Penyebabnya menurut Syamsuri adalah pihak sekolah bersangkutan masih menunggu habisnya materi tahun ajaran saat ini.
"Dan kalau misalkan ada laporan guru yang terpapar virus Covid-19, kami menyarankan agar tenaga pendidik tersebut untuk tidak mengajar ke sekolah terlebih dahulu," tutupnya. (fer)